Ahad 23 Dec 2018 20:49 WIB

Rusia Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Hamas-Fatah

Rusia akan mempertemukan Hamas-Fatah agar kedua faksi mencapai rekonsiliasi.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Reiny Dwinanda
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov bertemu Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki di Moskow, Jumat (22/12). Mereka membahas tentang perpecahan internal Palestina yang melibatkan dua faksi besar, yakni Fatah dan Hamas.

Dalam pertemuan itu, Lavrov mengatakan bahwa Rusia siap menjadi tuan rumah pertemuan antara para pemimpin Hamas dan Fatah. Moskow bersedia membantu proses rekonsiliasi antara kedua faksi yang telah berselisih selama lebih dari 10 tahun tersebut.

Baca Juga

Menurut Lavrov, perpecahan internal Palestina menjadi penghambat dimulainya pembicaraan langsung dengan Israel. Oleh sebab itu, dia mendesak semua warga Paletsina berdamai dan memberi Otoritas Palestina wewenang untuk bernegosiasi.

Semenatara itu, al-Malki menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hanya berpura-pura siap untuk bernegosiasi dengan Palestina tanpa prasyarat apa pun. “Ketika sampai pada kesepakatan, Netanyahu, entah bagaimana, menghindarinya,” ujarnya, dikutip laman Anadolu Agency.

Rusia dilaporkan akan mempertemukan perwakilan Hamas dan Fatah guna membantu kedua faksi itu mencapai rekonsiliasi. Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah menerima undangan untuk mengunjungi Moskow. Haniyeh dikabarkan akan memenuhi undangan tersebut pada awal tahun depan.

Haniyeh sendiri telah mengumumkan kesiapannya bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Ia mengaku bersedia mengadakan pembicaraan di mana pun untuk membahas situasi internal Palestina. "(Hamas) siap mematuhi segala persyaratan untuk memulihkan persatuan nasional Palestina dan mengakhiri perpecahan," katanya ketika berpidato pada acara peringatan berdirinya Hamas pada 16 Desember lalu.

Fatah dan Hamas telah berselisih sejak 2007. Beberapa upaya rekonsiliasi antara kedua faksi itu sempat dilakukan. Usaha tersebut gagal karena Hamas selalu mengajukan syarat-syarat tertentu kepada Otoritas Palestina bila hendak berdamai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement