Sabtu 16 Feb 2019 22:07 WIB

Sekjen PBB: Krisis Kemanusiaan Gaza Harus Segera Ditangani

Kehidupan dua juta warga Palestina di Gaza kian terperosok.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Perempuan Palestina membawa barang di tengah reruntuhan gedung di Jalur Gaza.
Foto: Reuters
Perempuan Palestina membawa barang di tengah reruntuhan gedung di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza harus segera ditangani. Hal tersebut dia sampaikan kepada the Committee on the Exercise of the Inalienable Rights of the Palestinian People pada Jumat (15/2).

Guterres mengatakan, kehidupan dua juta warga Palestina di Jalur Gaza semakin terperosok. Kemiskinan dan pengangguran kian meningkat.

"Tanpa akses kesehatan, pendidikan, air, dan listrik yang memadai, meninggalkan generasi muda (Palestina di Gaza) dengan sedikit prospek masa depan yang lebih baik," kata dia, dikutip laman Mehr News Agency.

Guterres mendesak Israel segera mencabut blokade terhadap Gaza. Sebab hal itu telah menjadi penghambat utama lalu lintas barang dan manusia. "(Blokade) juga menghambat PBB dan lembaga kemanusiaan lainnya, tanpa secara natural membahayakan masalah keamanan yang sah," ujarnya.

Baca juga, Bertahan Hidup di Jalur Gaza.

Ia mengapresiasi kinerja Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) atas "pekerjaan kritis" yang dilakukannya di Gaza. Guna menunjang dan menyokong program UNRWA, Guterres meminta masyarakat internasional untuk secara signifikan meningkatkan upaya guna merevitalisasi perekonomian Gaza.

Menurut Bank Dunia, kemerosotan ekonomi di Gaza tak dapat lagi ditopang dengan aliran dana bantuan asing yang berangsur menurun. Sektor swasta pun tak bisa memberikan kontribusi karena adanya pembatasan gerak terhadap akses pasar dan bahan-bahan utama.

"Situasi ekonomi dan sosial di Gaza telah menurun selama lebih dari satu dekade tapi telah memburuk secara eksponensial dalam beberapa bulan terakhir dan telah mencapai titik kritis," ujar Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Jalur Gaza Marina Wes pada November tahun lalu.

Laporan Bank Dunia menekan perlunya pendekatan seimbang terhadap situasi di Gaza. Dibutuhkan kombinasi tanggapan krisis segera, dengan langkah-langkah langsung guna menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.

Adapun respons langsung tersebut antara lain memastikan kelanjutan dari layanan utama, seperti energi, air, pendidikan, dan kesehatan. Kebutuhan mendesak lainnya adalah meningkatkan daya beli masyarakat guna memulihkan kegiatan perekonomian. Hal itu dapat dilakukan memperluas zona penangkapan ikan di luar batas tiga mil yang sangat ketat menuju 20 mil yang disepakati 1990-an.

Di luar repons krisis, peran Israel juga sangat dibutuhkan untuk memulihkan situasi ekonomi dan sosial di Gaza. Tindakan yang diharapkan adalah mencabut pembatasan perdagangan dan memungkinkan pergerakan barang serta manusia. Tanpa adanya tindakan demikian, situasi ekonomi di Gaza akan terus memburuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement