Kamis 20 Oct 2011 18:56 WIB

Pekikan ‘Indonesia Bersama Palestina’ Bergemuruh di Acara Penyambutan Tahanan Palestina di Gaza

Relawan Mer-C memberikan sambutan di depan puluhan ribu Warga Gaza.
Foto: Foto-foto: Mer-C
Relawan Mer-C memberikan sambutan di depan puluhan ribu Warga Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID -  Selasa, 18 Oktober 2011, merupakan hari bersejarah bagi perjuangan rakyat Palestina. Sebanyak 477 tahanan Palestina akhirnya bisa bernafas lega setelah bertahun-tahun berada dalam penjara zionis Israel. Pertukaran 1.027 tahanan Palestina dengan seorang tentara Israel berpangkat sersan, Gilad Shalit, telah mencapai  tahap pertamanya. Sedangkan tahap kedua akan berlangsung dua bulan mendatang dengan sisa 550 tahanan yang akan dibebaskan kemudian.

Bertempat di lapangan hijau Katibah Gaza City, digelar acara penjemputan bagi para tahanan rakyat Palestina yang dibebaskan pada tahap pertama. Keharuan dan banjir air mata tak dapat dihindarkan ketika rakyat Palestina di Gaza menyambut kembalinya sanak keluarga mereka yang sudah sekian lama mendekam di penjara-penjara zionis Israel.

Enam relawan Indonesia turut menjadi saksi peristiwa bersejarah ini. Bahkan relawan MER-C diberi kesempatan untuk memberikan sambutannya sebagai wakil dari Indonesia. Pekikan “Indonesia bersama Palestina” pun bergemuruh di lapangan Katibah, Gaza City.

Sejak pukul 09.00 pagi waktu Gaza, puluhan ribu masyarakat Gaza telah memadati setiap sudut lapangan hijau “Katibah” dan area sekitarnya. Ribuan pasukan keamanan pun terlihat bersiaga penuh di sudut jalan-jalan utama pusat kota Gaza dengan berseragam lengkap. Pasukan berkuda, pasukan bermotor, dan truk-truk pengangkut terlihat sibuk lalu lalang mempersiapkan pengamanan.

Berbeda dengan pasukan keamanan di negara-negara lainnya, pasukan keamanan di Jalur Gaza mayoritas menggunakan penutup wajah. Menurut salah seorang anggota mereka, aksesoris penutup wajah ini selain sebagai langkah “ribat” (kehati-hatian), juga untuk menghindari penyakit “riya” (ingin dipuji) saat mereka bertugas.

Terlambat tujuh jam

Para mantan tahanan semula dijadwalkan akan tiba di tempat acara pukul 09.00 waktu Gaza.  Jadwal ini ternyata mengalami keterlambatan karena adanya beberapa hambatan dan akhirnya baru tiba sekitar pukul 16.50. Para tahanan ini dikabarkan keluar dari penjara Israel melalui pintu perbatasan antara Israel dan Mesir. Kemudian konvoi masuk ke kota Gaza melalui pintu perbatasan Rafah, perbatasan antara Palestina dan Mesir.

Tahanan yang dibebaskan telah menjalani masa penahanan yang berbeda-beda. Ada yang sudah ditahan selama 5 tahun, 15 tahun, 25 tahun, bahkan ada yang sudah 35 tahun mendekam di penjara Israel.

Kedatangan mereka diawali dengan konvoi Perdana Menteri Ismail Haniya bersama beberapa menteri lainnya yang tiba pukul 15.50 waktu setempat. Namun tampaknya panitia penyelenggara sudah mengantisipasi keterlambatan ini.

Selama menunggu kedatangan Perdana Mentri dan para tahanan ini, para pengunjung dihibur dengan berbagai pertunjukan. Mulai dari konser para munsyid (penyanyi nasyid) yang membawakan lagu-lagu pembangkit semangat, puisi-puisi mengunggah yang dibawakan oleh bocah-bocah cilik Gaza, dan seni tari tradisional “dabka” yang juga dibawakan oleh anak-anak.

Mengingat acara ini adalah perayaan tercapainya “kesepakatan terbesar”  dalam sejarah perjuangan rakyat Gaza, maka tidak tanggung-tanggung grup nasyid asal Yordania yang sedang naik daun di wilayah Arab pun hadir untuk mengibur masyarakat Gaza.

Relawan Indonesia beri sambutan

Enam Relawan MER-C yang tengah bertugas mengawal proses pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza turut hadir dan menjadi saksi pertukaran tahanan terbesar sepanjang sejarah. “Kami merasa bersyukur bisa berada di tengah-tengah  mereka ketika mereka berbahagia,” ungkap Abdillah Onim, salah seorang relawan MER-c Indonesia yang juga Ketua MER-C Cabang Gaza, Palestina, dalam rilis Mer-C yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/10).

 

Yang sangat mengharukan sekaligus membanggakan, ujar Abdillah, relawan Indonesia mendapat kehormatan untuk naik ke atas panggung dan memberikan sambutan di hadapan ratusan ribu rakyat Palestina yang memenuhi lapangan Katibah.

“Allaahu Akbar….Allaahu Akbar….Allaahu Akbar…” Gemuruh suara takbir puluhan ribu masyarakat Gaza bergema di lapangan Katibah. Namun kali ini bukan pimpinan Hamas ataupun Fatah yang mengomandoi pekikan takbir tersebut. Bukan pula sang Perdana Menteri Ismail Haniya. Melainkan Abdurahman bin Kartono, salah seorang relawan MER-C Indonesia asal Wonogiri Jawa Tengah, yang memberikan sambutan mewakili Indonesia di acara akbar ini.

Abdurrahman naik ke atas panggung didampingi oleh Ir. Edy Wahyudi dan Darusman yang masing-masing membawa bendera Indonesia dan Palestina. Kedua bendera ini dikibarkan selama wakil dari Indonesia memberikan sambutannya. Gema takbir seakan memecah lapangan Hijau Katibah di Gaza City ketika nama Indonesia disebutkan. Pekikan “Indonesia bersama Palestina, menyambut para tahanan” pun bergemuruh di lapangan Katibah.

“Kami mewakili rakyat Indonesia yang berkesempatan hadir di acara ini mengucapkan selamat datang kepada para tahanan yang bebas dan salam dari rakyat Indonesia. Ingatlah wahai rakyat Palestina bahwa kami atas nama 200 juta Muslim Indonesia akan terus berjuang bersama kalian untuk kebebasan Palestina. Kami sampaikan salam dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza,” teriak Abdurrahman penuh semangat.

Pada sore itu, partisipan yang memadati lapangan Katibah membludak mencapai 200 ribu lebih, dari sekitar puluhan ribu pada siang hari. Tetesan air mata kebebasan mereka diiringi oleh tetesan air mata 200 ribu lebih masyarakat Gaza yang membanjiri lapangan Katibah.

Takbir terdengar mengelegar bersahut-sahutan menggetarkan bangunan-bangunan di sekitarnya. Tampak juga ratusan penghuni rusun sekitar area ikut bersorak memadati atap-atap rumah dan balkon-balkon mereka.

Seolah lupa akan berbagai penderitaan yang bertahun-tahun membebani punggung-punggung mereka, sore hari itu seluruh masyarakat Gaza menghirup angin kebebasan yang baru bisa dihirup oleh ratusan saudara mereka hari itu. Seluruh hadirin tenggelam dalam suka cita. Semua berbahagia.

Sambutan PM Haniya

Panitia kemudian membacakan satu persatu nama dan profil para mantan tahanan. Acara dilanjutkan dengan berbagai sambutan dari anggota Parlemen. Acara hari itu mencapai puncaknya ketika Perdana Menteri Ismail Haniya menaiki panggung acara yang diikuti oleh 292 mantan tahanan laki-laki dan satu mantan tahanan perempuan. Serentak para hadirin pun berdiri dari tempat duduknya dan menggemakan takbir yang kali ini dipimpin langsung oleh sang Perdana Menteri.

Dalam pidatonya, Ismail Haniya menyampaikan bahwa pencapaian kesepakatan ini merupakan titik perubahan strategi konflik Palestina. Ini juga salah satu buah dari kesabaran, perlawanan dan perjuangan selama ini. Sebelum menutup pidatonya, Ismail Haniya mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-sebesarnya terhadap bebagai pihak yang berhasil merealisasikan kesepakatan pertukaran tahanan ini, terutama kepada Pemerintah baru Mesir.

Selama acara berlangsung, pesawat jet F-16 terlihat terbang rendah mengililigi kota Gaza. Namun hal ini tidak mengurangi antusiasme warga Gaza untuk mengikuti acara penyambutan tahanan yang dikoordinir oleh Pemerintahan Hamas. Kubu Fatah tak ketinggalan juga tampak hadir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement