Rabu 31 Jul 2013 12:18 WIB

Motif Israel Ikut Perundingan Damai Dipertanyakan

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
PM Israel Benjamin Netanyahu
PM Israel Benjamin Netanyahu

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perundingan awal Palestina-Israel menyepakati kesepakatan damai akan dicapai dalam sembilan bulan ke depan. Namun, media Israel masih mempertanyakan motif Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mau kembali ke meja perundingan. 

Ketua juru runding Israel, Menteri Kehakiman Tzipi Livni menekankan pembicaraan itu untuk kepentingan kedua belah pihak. Namun, para pengkritik mempertanyakan motif dan apakah Netanyahu mau membuat konsesi. "Sulit untuk mengetahui apakah dia siap membuat konsesi teritorial permukiman Israel," ujar presenter radio, Chico Menache dikutip Al-Arabiya.

Pembicaraan terakhir pada September 2010 berakhir setelah pembangunan permukiman Yahudi akan tetap dilanjutkan di Tepi Barat. Komentator politik, Ronen Pollah mengatakan jika Netanyahu ingin mendorong perdamaian, dia harus menghindari kegagalan pembicaraan. 

Sementara itu, Hanan Cristal dari televisi publik setempat mengatakan ketika pembicaraan sampai ke isu besar, seperti pembatalan pemukiman Israel di Tepi Barat, oposisi di kabinet akan sulit dihadapi. Livni juga mengakui perselisihan dalam pemerintahan koalisi Israel membuat hambatan bagi kesepakatan damai. "Ada menteri yang tidak ingin kesepakatan," ujar Livni. 

Menteri garis keras secara terbuka menentang pembentukan negara Palestina. Mereka berjanji untuk terus membangun pemukiman Yahudi di tanah Palestina yang diduduki. Jajak pendapat pada Jumat pekan lalu menyimpulkan sebagian besar warga Israel mendukung kesepakatan damai, yang akan membuat referendum jika tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement