Rabu 23 Apr 2014 09:16 WIB

Israel Bantah Ada Ketegangan dengan Yordania

Israel (ilustrasi)
Foto: westernfreepress.com
Israel (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM -- Israel pada Selasa (22/4) membantah laporan media Yordania mengenai ketegangan dalam hubungan antara kedua negara setelah pemerintah di Amman memanggil duta besar Israel.

Serangkaian bentrokan baru-baru ini antara polisi Israel dan orang Muslim yang beribadah di Masjid Alaqsha telah membuat Pemerintah Yordania, yang mengawasi tempat suci tersebut, meminta penjelasan mengenai masalah itu.

Menurut media Yordania, duta besar Israel telah dipanggil untuk menerima penolakan Amman terhadap kekerasan oleh polisi Israel terhadap umat Muslim yang sedang beribadah.

"Itu digambarkan sebagai pertemuan yang tegang dan keras di media Yordania, tapi pada kenyataannya itu adalah percakapan 'yang ramah' antara Pemerintah Yordania dan duta besar," kata beberapa sumber di Pemerintah Israel, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.

"Yordania lebih khawatir mengenai peningkatan kehadiran pengikut fanatik di Alharam Asy-Syarif, kebanyakan dari HAMAS dan gerakan lain di Israel yang mengambil sikap yang sangat keras dan berbenturan dengan pasukan Israel di daerah tersebut," sumber itu menambahkan.

Tempat suci tersebut, yang oleh umat Muslim dinamai Alharam Asy-Syarif dan oleh kaum Yahudi disebut Bukit Knisah, telah lama menjadi penyebab ketegangan tinggi sejak Israel merebutnya dari Yordania setelah Perang 1967. Sejak itu, daerah tersebut ditangani oleh Departemen Waqaf Islam di Yordania dan dijaga oleh pasukan keamanan Israel --yang sering kali mengakibatkan benturan antara pengunjung Muslim dan polisi Israel.

Ketegangan di lokasi rentan itu sangat tinggi pekan lalu, ketika orang Yahudi merayakan Paskah dan orang Palestina menentang masuknya oleh Yahudi ke kompleks Masjid Al-Aqsha.

Satu sumber lain ketidakcocokan ialah upaya belum lama ini oleh ekstremis sayap-kanan Yahudi untuk berdo'a di daerah Alharam Asy-Syarif, yang dilarang oleh penguasa Israel, sehingga mengganggu keseimbangan agama dan politik di daerah tersebut.

Masjid Al-Aqsha, tempat suci ketiga umat Muslim, berada di kompleks itu, sedangkan reruntuhan Kuil Pertama dan Kedua --tempat suci agama Yahudi, berada di bawah masjid tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement