Jumat 10 Mar 2017 20:43 WIB

Netanyahu Minta Bantuan Putin Bebaskan Prajurit Israel di Jalur Gaza

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: EPA/Jim Hollander
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu meminta bantuan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membebaskan sejumlah prajurit Israel yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza. Permohonan bantuan ini diutarakan Netanyahu saat berkunjung ke Rusia, Kamis (9/3).

Netanyahu mengaku, bahwa hal yang sama dia lakukan di beberapa tempat. Dia berharap, dengan bantuan pihak lain, proses pembebasan prajurit Israel yang ditahan Hamas pada saat terjadi perang tahun 2014 itu bisa terlaksanakan.

“Saya sudah meminta bantuan Presiden Putin, dan dia  berjanji untuk membantu,” kata Netanyahu seperti yang dilansir oleh media Palestina.

Netanyahu menilai bahwa hubungan diplomatik antara Rusia dan Israel cukup bagus. “Rusia dan Israel adalah sahabat yang baik. Hal itu ditandai dengan  kunjungan kenegaraan satu sama lain yang cukup aktif. Kerja sama Rusia-Israel cukup kuat di bidang ekonomi, teknologi, pariwisata dan budaya,” ungkap Netanyahu.

Di sisi lain,pPihak keamanan Israel kembali melakukan aksi penangkapan di beberapa wilayah Tepi Barat dan Ramallah. Enam pemuda Palestina ditangkap di wilayah Jenin dalam operasi penangkapan besar-besaran militer Israel di beberapa rumah warga sipil Palestina.

Portal berita Palestina Quds mengutip, bahwa Israel menangkap lima pemuda, mereka adalah warga Palestina yang tinggal di wilayah timur Tepi Barat, diantaranya bernama: Hamid, Mahir, Mujahid Jamil, Marwan, dan Mu’tasham Aziz.

Tidak hanya di Ramallah, aksi penangkapan juga dilakukan di Nablus, dan timur Tepi Barat. Selain itu juga, Israel telah mengepung rumah-rumah warga di timur Nablus. Aksi ini mendapat dukungan dari permukim Yahudi yang tinggal di sekitar Nablus.

Yang juga menjadi sasaran dalam dalam operasi pengepungan dan penangkapan ini adalah warga Palestina mantan tahanan Israel yang telah kembali kepada keluarganya. Namun, akibat kekhawatiran Israel, mereka ditangkap kembali dan dituduh melakukan aksi perlawanan terhadap militer.

sumber : suarapalestina.id/SPNA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement