Ahad 23 Jul 2017 08:49 WIB

Dewan Keamanan PBB Adakan Pertemuan Bahas Israel-Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Bayu Hermawan
Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel usai melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7)
Foto: Ronen Zvulun/Reuters
Warga Palestina bentrok dengan polisi Israel usai melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan tertutup pada Senin (24/7). Swedia, Prancis, dan Mesir telah meminta Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan mendesak untuk membahas bagaimana menghadapi konflik Israel-Palestina kali ini, yang dianggap paling mematikan selama bertahun-tahun terakhir.

"Pertemuan tersebut akan membahas seruan untuk de-eskalasi di Yerusalem," kata Carl Skau, Duta Besar Swedia untuk Dewan Keamanan PBB, Sabtu (22/7), seperti dikutip Deutsche Welle.

Kementerian Luar Negeri Jerman meminta semua pihak untuk memberikan kontribusi mereka terhadap de-eskalasi situasi. Kementerian juga meminta agar pihak yang terlibat untuk tidak menyerukan kekerasan atau menerimanya.

Utusan AS, Rusia, Uni Eropa, dan PBB pada Sabtu (22/7) telah mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan mereka mengecam keras tindakan teror dalam demonstrasi di dekat kompleks Masjid al-Aqsha. Mereka mengungkapkan penyesalan atas hilangnya nyawa warga yang tidak bersalah, yang disebabkan oleh kekerasan tersebut.

"Para utusan tersebut meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan provokatif dan berupaya memperbaiki situasi," ungkap PBB.

Militer Israel menambah bala bantuan dan melakukan penjagaan keamanan tinggi di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki pada Sabtu (22/7). Beberapa kematian warga Palestina dan Israel yang terjadi sehari sebelumnya memicu kekhawatiran mereka akan semakin meningkatnya kekerasan di wilayah al-Aqsha.

Seorang pria Palestina membunuh tiga warga Israel di sebuah pemukiman di Tepi Barat pada Jumat (21/7) malam. Pembunuhan ini terjadi beberapa jam setelah bentrokan di Yerusalem menewaskan tiga remaja Palestina.

"Seorang penyerang menyusup ke sebuah rumah pribadi di Neve Tsuf, barat laut Ramallah, dan menusuk empat warga sipil Israel," kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.

Penyerang tersebut diidentifikasi sebagai Omar al-Abed (19 tahun), seorang warga Palestina dari desa Khobar, di Tepi Barat, dekat Ramallah. Al-Abed diduga marah atas hilangnya nyawa orang-orang Palestina dan ingin melindungi kehormatan Masjid al-Aqsha.

Menteri Pertahanan Israel Avigodor Lieberman mengatakan, rumah al-Abed akan dibuldoser. Tindakan kontroversial ini dikritik oleh kelompok hak asasi manusia sebagai tindakan penghukuman kolektif terhadap seluruh keluarga Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement