Rabu 06 Dec 2017 12:39 WIB

Warga Palestina Gelar Demo Tolak Rencana AS

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agus Yulianto
Palestina menanti kemerdekaan
Palestina menanti kemerdekaan

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Puluhan warga Palestina di Betlehem, Tepi Barat, Selasa (5/12), menggelar aksi demonstrasi untuk memprotes rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurut mereka, hal itu jelas akan semakin menyudutkan eksistensi Palestina.

Dilaporkan laman The Times of Israel, dalam aksinya, puluhan warga Palestina itu membawa sejumlah poster bergambar potret Trump dengan bendera Israel di belakangnya. Poster-poster tersebut kemudian dibakar sebagai bentuk kekecewaan dan kegusaran mereka kepada Trump.

Di hari yang sama, Hamas menyerukan warga Palestina untuk menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Jumat (8/12). Aksi ini digelar untuk menentang pendudukan Israel serta menolak rencana AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke daerah tersebut. Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh telah menyatakan rencana AS mengakui, Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan menjadi memicu eskalasi berbahaya.

Seruan untuk menggelar aksi juga disuarakan oleh Fatah. Sayap pemuda Fatah mengatakan, semua pilihan terbuka untuk membela Yerusalem. Hal ini menunjukkan ketidakrelaan mereka melepas Yerusalem sepenuhnya di bawah kontrol Israel.

Merespons seruan-seruan aksi tersebut, Menteri IntelijenIsrael Yisrael Katz memperingatkan bahwa demonstrasi kekerasan akan menjadi kesalahan besar bagi Otoritas Palestina. "Saya sarankan mereka tidak menciptakan ketegangan keamanan dan tidak memimpin jalan ini. "Kami siap untuksetiap kemungkinan," ujar Katz.

Beberapa pejabat AS dan Gedung Putih telah mengonfirmasi bahwa Trump akan mengumumkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12). Sebelumnya Trump juga dilaporkan telah menghubungi sejumlah pemimpin negara, antara lain Presiden Mesir Abdel Fatah el-Sisi, Raja ArabSaudi Salman bin Abdulaziz Al Saud, Raja Yordania Abdullah II, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, untuk memberitahu rencananya, yakni memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Semua pemimpin negara tersebut menolak rencana Trump. Selain akan menghancurkan upaya perdamaian Palestina dengan Israel, mereka menganggap, rencana tersebut juga akan memicu ketegangan, termasuk membangkitkan kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement