Selasa 08 May 2018 13:50 WIB

Ivanka Trump akan Hadiri Peresmian Kedubes AS di Yerusalem

Putri dan menantu Donald Trump akan ikut resmikan Kedubes AS di Yerusalem.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Nur Aini
Rambu jalan kedutaan besar AS di Yerusalem
Foto: Jerusalem Municipality via AP
Rambu jalan kedutaan besar AS di Yerusalem

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih telah mengumumkan lima orang delegasi yang akan menghadiri upacara pembukaan kedutaan besar Amerika Serikat (AS) untuk Israel di Yerusalem. Presiden Donald Trump tidak termasuk dalam delegasi upacara relokasi kedutaan yang kontroversial tersebut.

Menurut pernyataan Gedung Putih pada Senin (7/5) yang dikutip Aljazirah, dari lima orang delegasi itu termasuk putri Trump Ivanka, menantu laki-laki Jared Kushner, dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin. Duta Besar AS untuk Israel David Friedman dan utusan Timur Tengah Pemerintahan Trump, Jason Greenblatt juga akan hadir.

Pada Desember tahun lalu, Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia juga berencana memindahkan kantor kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Langkah tersebut sangat ditunggu oleh Israel.

Namun, langkah tersebut juga merusak kebijakan AS selama puluhan tahun, serta konsensus internasional. Oleh karena itu, langkah tersebut mendorong kecaman luas dan memicu gelombang protes di wilayah Palestina yang diduduki dan kota-kota besar di dunia.

"Langkah (kedutaan) ini tidak hanya ilegal tetapi juga akan menghalangi pencapaian perdamaian yang adil dan abadi antara dua negara berdaulat dan demokratis di perbatasan 1967, Israel dan Palestina hidup berdampingan dalam damai dan keamanan," kata negosiator Palestina Saeb Erekat dalam sebuah pernyataan.

Baik Friedman dan Greenblatt telah membuat komentar tentang konflik Israel-Palestina yang sedang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir. Friedman, yang dikonfirmasi sebagai duta besar oleh Senat AS pada Maret itu, menyebut pendudukan Israel terhadap Palestina sebagai "dugaan." Pernyataan itu ia ungkapkan selama wawancara dengan media Israel Jerusalem Post pada September 2017.

Sementara Greenblatt mengatakan pada Maret bahwa Hamas sangat tidak layak mengatur Gaza. Hamas adalah kelompok Palestina yang mengendalikan wilayah yang diduduki Israel tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement