Ahad 27 May 2018 16:00 WIB

Sepekan Dirawat, Abbas Segera Tinggalkan Rumah Sakit

Mahmoud Abbas sempat diisukan memiliki kondisi kesehatan yang sangat serius.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Foto: Reuters
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas diperkirakan akan meninggalkan rumah sakit pada Ahad (27/5) sore, setelah menjalani perawatan pneumonia selama sepekan. Seorang pejabat Palestina yang berbicara secara anonim mengatakan, Abbas akan keluar sekitar pukul 14.00 waktu setempat dari Rumah Sakit Istishari Arab di Ramallah, wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Informasi mengenai waktu rawat inapnya yang panjang telah menimbulkan spekulasi mengenai kondisinya. Selama ini Abbas dinilai belum memiliki penerus yang secara terbuka sejalan dengan kepresidenan Palestina.

Foto dan video yang menunjukkan Abbas sedang berjalan di sekitar bangsal rumah sakit sambil membaca koran telah dipublikasikan pada Senin (21/5) malam lalu. Publikasi ini dianggap sebagai upaya yang jelas untuk menenangkan desas-desus bahwa kondisinya lebih serius daripada yang telah dilaporkan.

Abbas dirawat pada 20 Mei lalu karena mengalami komplikasi setelah operasi telinga. Ia disebutkan menderita demam tinggi. Pejabat Pemerintah Palestina kemudian mengonfirmasi bahwa Abbas sedang menjalani perawatan karena pneumonia.

Arab News melaporkan, pada Februari lalu Abbas juga dilaporkan sempat menjalani pemeriksaan medis rutin di Amerika Serikat (AS).

Abbas memenangkan jabatan kepresidenan untuk periode empat tahun pada 2005, tetapi sejak itu tetap menjabat tanpa adanya pemilihan umum lebih lanjut. Ia berpendapat, perpecahan antara partai Fatah dan gerakan Hamas yang mengontrol Jalur Gaza, telah membuat pemilu secara politik tidak mungkin dilakukan.

Sebagai seorang moderat, ia telah terlibat dalam sejumlah negosiasi selama beberapa dekade dengan Israel. Namun, Abbas tidak populer di kalangan warga Palestina, yang mayoritas dari mereka menginginkannya untuk mundur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement