Selasa 12 Jun 2018 14:50 WIB

Jokowi Tanggapi Kepergian Yahya Cholil Staquf ke Israel

Jokowi mengaku telah melihat pidato Yahya.

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Muhammad Hafil
Jokowi
Foto: setkab.go.id
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kepergian Yahya Cholil Staquf ke Israel menghadiri dan menjadi pembicara dalam acara American Jewish Committee (AJC) Global Forum akhir pekan kemarin bukan bagian dari diplomasi Pemerintah Indonesia. Dia berangkat atas urusan pribadi karena memang undangan tersebut sudah lama dipersiapkan.

Meski demikian, Jokowi memastikan bahwa apa pun yang disampaikan Yahya dalam forum tersebut, Pemerintah Indonesia tetap memegang teguh pendirian dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Bahkan, menurut informasi yang diterima Jokowi, Yahya dalam forum ini juga ikut serta mendorong perdamaian Palestina.

"Intinya juga memberikan dukungan kepada Palestina," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Selasa (12/6).

Jokowi menyebut telah melihat pidato Yahya, tetapi dia belum mendapatkan laporan hasil forum tersebut secara langsung karena yang bersangkutan belum pulang ke Indonesia. Namun, Jokowi sudah meminta Yahya untuk bertemu guna membicarakan hasil dalam forum yang dia datangi.

Terkait kedatangan Yahya dalam forum ini, gerakan Fatah menganggap partisipasi cendekiawan Muslim Indonesia Yahya Cholil Staquf pada konferensi hubungan Yahudi-Amerika di Yerusalem sebagai kejahatan terhadap Yerusalem, Palestina, dan Muslim di dunia. Fatah berpendapat duduk bersama penjajah Israel sama dengan melawan rakyat Palestina.

"Partisipasi Yahya Staquf, sekretaris jenderal organisasi Muslim Indonesia Nahdlatul Ulama, pada konferensi ini di Yerusalem yang diduduki adalah pengkhianatan terhadap agama, al-Aqsha dan kebangkitan, rakyat Palestina, dan negara-negara Arab, dan Islam," kata juru bicara Fatah Osama al-Qawasmi dalam sebuah pernyataan, dilaporkan Palestinow, Selasa (12/6).

Dia meminta Pemerintah Indonesia dan pejabat pro-Palestina Indonesia dan rakyat Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang menjual diri mereka kepada "setan" dan ingin menjadi instrumen di tangan Zionis dan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement