Rabu 04 Jul 2018 07:46 WIB

Israel Lukai 134 Pengunjuk Rasa Perempuan di Gaza

Aksi ini merupakan yang terbesar dilakukan perempuan Palestina.

Rep: Fira Nursyabani/ Red: Agung Sasongko
Demonstran Palestina mengevakuasi perawat Razan Najjar (21 tahun) di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (1/6), Najjar ditembak tentara Israel di dada dan tewas di rumah sakit.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Demonstran Palestina mengevakuasi perawat Razan Najjar (21 tahun) di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat (1/6), Najjar ditembak tentara Israel di dada dan tewas di rumah sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Sedikitnya 134 warga Palestina terluka oleh tembakan tentara Israel ketika ribuan perempuan melakukan unjuk rasa di sepanjang perbatasan Israel di Jalur Gaza. Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (3/7), perwakilan media yang meliput aksi itu termasuk di antara salah satu korban.

Para perempuan yang sebagian besar membawa anak-anak mereka itu tiba di perbatasan dengan sejumlah bus. Mereka kemudian berjalan secara berkelompok hingga jarak 50 meter dari pagar perbatasan Israel.

"Saya datang untuk melanjutkan aksi unjuk rasa yang dilakukan putri saya," kata Rim Abu Irmana, sambil melambaikan foto putrinya yang berusia 15 tahun, Wasal. Wasal tewas setelah terkena tembakan langsung tentara Israel pada 14 Mei lalu.

Selain Wasal, di hari itu lebih dari 60 warga Palestina lainnya juga tewas di tangan pasukan Israel. Pada 14 Mei, Palestina memperingati 70 tahun Hari Nakba atau hari malapetaka atas terbentuknya negara Israel, yang juga bertepatan dengan direlokasinya Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Demonstrasi ini damai. Kami hanya membela tanah kami dan hak kami," tambah Irmana, yang memegang tangan putranya yang masih kecil. Sejak serangkaian aksi protes dimulai pada 30 Maret lalu, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 138 warga Palestina.

Aljazirah melaporkan, aksi kali ini adalah aksi unjuk rasa besar pertama yang dilakukan perempuan-perempuan Palestina di Jalur Gaza sejak 30 Maret itu. Unjuk rasa tetap bertujuan agar warga Palestina bisa mendapatkan hak-hak mereka untuk kembali ke tanah mereka setelah pengusiran massal Israel pada 1948.

Mereka juga berdemonstrasi menentang blokade darat, laut, dan udara yang diberlakukan Israel-Mesir sejak 2006 di Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement