Senin 12 Nov 2018 07:39 WIB

Hamas Sebut Serangan Israel ke Gaza Aksi Pengecut

Serangan Senin (12/11) yang terbesar sejak sepekan terakhir

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Nashih Nashrullah
Gaza
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Serangan baru militer Israel ke sebelah timur Jalur Gaza menewaskan enam warga, Senin (12/11) dini hari waktu setempat. Satu yang tewas dikabarkan komandan Izzudin el-Qasam, Syekh Nur Barakeh. Ia seorang pemimpin tertinggi sayap militer kelompok Hamas di wilayah Yan Khounis.   

BBC melaporkan, Senin (12/11) serangan militer Zionis ke wilayah Gaza malam tadi salah satu yang terbesar dalam beberapa pekan terakhir. Sejak Maret 2018, operasi militer tentara Israel di Yan Khounis, menewaskan tak kurang dari 200 orang. 

Terkait serangan pada Senin (12/11) itu, berawal dari operasi militer Zionis dalam beberapa bulan terakhir. Operasi militer tersebut sebagai respons atas aksi protes ribuan warga Gaza atas penguasaan tanah oleh Israel. Warga menuntut pembebasan tanah yang menjadi kampung halaman mereka.

Seorang Juru Bicara Hamas kepada BBC menyampaikan, operasi dan serangan militer Zionis ke wilayah Gaza sebagai aksi pengecut Zionis. Dikatakan, militer Zionis melepaskan peluru kendali ke pemukiman di jarak sekitar tiga kilo meter dari perbatasan. 

Hamas sempat melakukan perlawanan dengan membalas serangkaian serangan. Israel pun menambah intenstias serangan dengan menggunakan pesawat udara dan tank. 

Kabar tewasnya Barakeh dalam operasi militer Zionis tersebut memaksa pemimpin Zionis, Benjamin Netanyahu mempercepat lawatannya di Prancis. Netanyahu, sejak akhir pekan lalu, berada di Paris memperingati 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I. 

Tewasnya Barakeh, pun dikhawatirkan memberikan dampak yang lebih buruk di perbatasan. Sebab perlawanan dari sayap militer Hamas, merespons operasi militer Zionis tersebut dengan serangan. Beberapa roket diterbangkan sebagai perlawanan terhadap tentara Zionis dari Kota Gaza. Beberapa di antaranya berhasil mendarat di teritorial Israel sebelah selatan.

Meski serangan roket tersebut tak menewaskan satu pun warga Israel. Namun eskalasi bersenjata antara Israel dan Hamas berpotensi kembali membuncah. Selama ini, Israel dan Hamas hanya memberlakukan gencatan senjata menghentikan serangan bersenjata. Akan tetapi, serangan militer Israel ke Gaza baru-baru ini membuat situasi di perbatasan memanas.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement