Senin 12 Nov 2018 07:51 WIB

Sebut Konspirasi, Mahmoud Abbas: Kami Akan Tetap Berjuang

Konspirasi ini dilakukan agar Palestina tidak memperoleh haknya.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH – Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan ada konspirasi yang dirancang sedemikian rupa untuk melawan Palestina.

Konspirasi ini dilakukan agar Palestina tidak memperoleh haknya sebagai sebuah negara dan terus berada dalam kondisi yang sulit.

"Ini menyebabkan warga Palestina melalui masa-masa yang sulit. Mereka tidak menginginkan negara atau entitas bagi rakyat kami," kata Abbas seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (12/11).

Meski begitu, Abbas menegaskan, Palestina akan terus berjuang menentukan nasib hingga mendapatkan haknya dan membangun negara yang merdeka. 

"Kami akan terus memperjuangkan hak rakyat Palestina," kata dia setelah meletakkan karangan bunga di makam pemimpin Palestina Yasser Arafat di kota Tepi Barat Ramallah, Ahad (11/11) waktu setempat.

Palestina menyelenggarakan beberapa kegiatan di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada Ahad (11/11) waktu setempat. Hal ini untuk memperingati tahun ke-14 atas meninggalnya Yasser Arafat.

Pada 11 November 2004, Arafat meninggal di Prancis pada usia 75 tahun, dalam situasi yang sangat mencurigakan. 

Sampai sekarang, para dokter tidak dapat menentukan penyebab pasti kematiannya. Palestina menuduh Israel meracuni Arafat, klaim yang dibantah oleh Tel Aviv.

Sebelumnya, pada Desember 2017 yang lalu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pernyataan yang memicu kecaman dunia seusai mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Yerusalem tetap menjadi jantung dari konflik Timur Tengah. Di sisi lain, Palestina berharap Yerusalem Timur, yang diduduki Israel sejak 1967, berfungsi sebagai ibu kota negara Palestina yang merdeka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement