Senin 12 Nov 2018 21:51 WIB

Bentrokan di Gaza, Netanyahu Bergegas Pulang ke Israel

Netanyahu sedang berada di Paris.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Dwi Murdaningsih
Gaza
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bergegas pulang ke Israel pada Senin (11/11) pagi, setelah mendapat kabar mengenai pertempuran di Jalur Gaza. Ia mempersingkat kunjungannya di Paris, setelah bertemu Presiden Prancis Emmanuel Macron dan berpartisipasi dalam upacara 100 tahun peringatan berakhirnya Perang Dunia I.

Dalam sebuah cicitan setelah kepulangannya ke Israel, Netanyahu memuji tentara yang tewas, yang identitasnya dirahasiakan. "Pasukan kami bertindak dengan berani," kata dia.

Seorang perwira militer Israel dan tujuh warga Palestina, termasuk seorang komandan Hamas, tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan khusus Israel ke Jalur Gaza. Hamas, yang memerintah Gaza, mengatakan pasukan penyamar Israel telah memasuki wilayah itu dengan menggunakan kendaraan sipil pada Ahad (11/11) malam dan terlibat baku tembak dengan Hamas.

Israel Serang Gaza, Komandan Sayap Militer Hamas Syahid

Bentrokan itu memicu serangan udara Israel dan tembakan roket dari Gaza ke Israel. Seorang letnan kolonel Israel dan beberapa pejuang Hamas termasuk di antara korban yang tewas.

Pertempuran lintas batas ini terjadi hanya beberapa hari setelah Israel dan Hamas mencapai kesepakatan, yang didukung oleh Qatar dan Mesir, untuk memungkinkan masuknya bantuan uang tunai dan bahan bakar ke Gaza. Belum jelas apakah pertempuran terbaru ini akan menggagalkan kesepakatan tersebut.

Kesepakatan itu ditujukan untuk mencegah memburuknya kondisi di Gaza, di bawah blokade oleh Israel dan Mesir sejak pengambilalihan Hamas pada 2007.

Sayap militer Hamas, Izzedine al-Qassam, mengatakan dalam serangan itu, pasukan rahasia Israel memasuki wilayah tenggara Gaza sejauh 3 km. Mereka menembak dan membunuh Nour el-Deen Baraka, seorang komandan tingkat menengah Hamas di Kota Khan Younis.

Anggota Qassam kemudian menemukan mobil milik Israel dan mengejarnya. Insiden ini mendorong serangan udara Israel yang menewaskan beberapa orang.

Militer Israel mengatakan telah terjadi baku tembak selama operasi di Gaza. Pasukan Israel mundur dari wilayah itu dengan bantuan pesawat.

Hamas kemudian meluncurkan 17 roket dari Gaza ke komunitas Israel, yang memaksa sekolah untuk diliburkan dan jadwal kereta api dibatalkan. Militer Israel mengaku telah memperkuat pasukan dan sistem pertahanan udara di sepanjang perbatasan menyusul serangan itu.

Militer Israel memberikan pernyataan tentang alasan dilakukannya operasi ke Gaza. Kepala militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eisenkot mengatakan kekuatan khusus tengah melakukan operasi yang sangat berarti bagi keamanan Israel.

Juru bicara militer Israel Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan operasi itu tidak dimaksudkan untuk membunuh atau menculik teroris tetapi untuk memperkuat keamanan Israel. "Pasukan menghadapi pertempuran yang sangat rumit dan mampu menghadapi secara keseluruhan," ujar Conricus.

Pertempuran ini terjadi setelah beberapa bulan terjadi konfrontasi di sepanjang pagar perbatasan Israel-Gaza. Sejak akhir Maret, Hamas memimpin unjuk rasa massal untuk mencoba menghentikan blokade perbatasan.

Blokade telah menyebabkan lebih dari 50 persen warga Palestina pengangguran dan banyak terjadi pemadaman listrik. Blokade juga mencegah sebagian besar warga Gaza untuk bepergian ke luar negeri.

Lebih dari 170 demonstran, yang tidak bersenjata, telah tewas oleh tembakan tentara Israel dalam konfrontasi itu. Beberapa demonstran melempar batu, membakar ban, atau melemparkan granat ke arah pasukan Israel.

Israel mengatakan mereka mempertahankan perbatasannya dengan infiltrasi militan, tetapi pasukannya telah mendapat kecaman internasional karena banyaknya pengunjuk rasa yang tidak bersenjata yang ditembak

Pekan lalu, Israel mengizinkan Qatar untuk memberikan bantuan dana sebesar 15 juta dolar AS kepada para penguasa Hamas yang kekurangan uang. Hamas menanggapinya dengan menurunkan intensitas protes perbatasan pada Jumat lalu.

Pada Ahad (11/11), Netanyahu membeberkan alasan mengapa ia mengizinkan masuknya bantuan Qatar ke Gaza. Menurutnya hal itu adalah cara untuk mencegah perang yang tidak perlu, sehingga penduduk Israel tetap tenang dan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza bisa dicegah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement