Kamis 15 Nov 2018 03:55 WIB

Protes Gencatan Senjata, Menteri Pertahanan Israel Mundur

Menurut Menteri Pertahanan Israel gencatan senjata berarti menyerah pada teroris.

Rep: Umar Mukhtar, Andrian Saputra/ Red: Reiny Dwinanda
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).
Foto: AP/Hatem Moussa
Warga melintasi bangunan yang hancur akibat serangan Israel ke Kota Gaza, Rabu (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengundurkan diri dari jabatannya, pada Rabu (14/11) waktu setempat. Mundurnya Lieberman ini tepat satu hari setelah gencatan senjata tercapai antara kelompok perlawanan Palestina dan Israel.

"Saya tidak mencari-cari alasan untuk mengundurkan diri," kata Lieberman dalam konferensi pers, dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (14/11).

Baca Juga

Dilansir Aljazirah, Lieberman mengundurkan diri sebagai protes terhadap kesepakatan gencatan senjata Israel dengan Palestina di jalur Gaza. Dia memprotes langkah Israel yang mengizinkan Qatar memberikan bantuan 15 juta dolar Amerika ke jalur Gaza pada pekan lalu.

photo
Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman.

Lieberman khawatir dana tersebut akan digunakan warga Palestina di wilayah yang diblokade untuk melakukan perlawanan terhadap Israel.

“Begitu melewati perbatasan, uang 15 juta dolar yang masuk ke jalur Gaza dari Qatar akan pergi ke keluarga para teroris yang memerangi tentara Israel. Keluarga-keluarga inilah yang pertama yang akan menerima bagian dari 15 juta dolar itu. Dengan kata lain, kita mendanai teroris,” kata Liebermen sengit.

Lieberman menganggap kebijakan Israel soal gencatan senjata ibarat membeli kondisi yang tenang dalam jangka pendek dengan biaya keamanan jangka panjang. Dia tidak setuju mengizinkan masuknya uang Qatar ke Gaza.

"(Tapi) saya harus memberi izin begitu perdana menteri mengumumkannya," kata dia dalam konferensi pers.

Menurut Otoritas Penyiaran Israel, menjelang konfrensi pers itu Lieberman menyampaikan pengunduran diri dalam pertemuan tutup dengan anggota Partai Yisrael Beiteinu. Dia menganggap kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas berarti menyerah pada aksi teror.

"Tidak ada interpretasi lain," ujar Lieberman.

Sumber yang dekat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengungkapkan, pengunduran diri Lieberman ini bisa menyebabkan parlemen Israel atau Knesset bubar.

Kelompok perlawanan Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam, sebelumnya melakukan serangan roket dan melukai tentara Israel. Serangan ini bentuk pembalasan karena anggotanya hilang dan syahid pada hari Ahad lalu. Atas insiden itu, Israel membalasnya dengan serangan udara.

Hingga pada Senin (12/11) waktu setempat, tujuh orang Palestina tewas dan 25 lainnya terluka. Sementara itu, roket yang ditembakkan oleh kelompok perlawanan Palestina di Gaza menewaskan seorang perwira Israel dan melukai 50 lainnya.

Kelompok Hamas mengumumkan gencatan senjata dengan Israel pada Selasa (13/11) waktu setempat, dengan mediasi Mesir. Gencatan senjata tercapai menyusul naiknya eskalasi ketegangan yang terjadi di wilayah perbatasan Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement