Kamis 22 Nov 2018 11:39 WIB

Israel Ancam Pemimpin Hamas

Israel dan Hamas terlibat pertempuran sejak dua pekan lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
serangan roket yang sebelumnya disebut-sebut dikirim Hamas untuk wilayah Israel.
Foto: reuters
serangan roket yang sebelumnya disebut-sebut dikirim Hamas untuk wilayah Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemerintah Israel melayangkan ancaman kepada pemimpin Hamas Yehya al-Sinwar. Tel Aviv menyebut hari-hari kepemimpinan dia di Jalur Gaza akan berakhir.

"Waktu Yehya al-Sinwar terbatas. Dia tidak akan menghabiskan hidupnya di rumah pensiun," ujar Menteri Perumahan Israel Yoav Gallant saat berbicara di sebuah konferensi yang digelar surat kabar Jerusalem Post pada Rabu (21/11), dikutip laman Asharq Al-Awsat. 

 

Gallant mengatakan para pemimpin Hamas harus menghitung ulang rute mereka. Dalam konteks ini, Gallant menyebut Hamas harus memutuskan apakah akan memerangi Israel atau mempertahankan ketenangan relatif dalam beberapa hari terakhir yang tercipta berkat adanya kesepakatan gencatan senjata. 

 

Sementara itu, Menteri Keamanan Umum Israel Gillad Erdan mengatakan sudah saatnya bagi Israel mengubah posisinya dalam pertempuran melawan Hamas, yakni dari bertahan menjadi menyerang. "Hari ini kita lebih dekat dari sebelumnya untuk melakukan itu," ujar Erdan. 

 

Hamas dan Israel kembali terlibat pertempuran sejak dua pekan lalu. Hamas meluncurkan ratusan roket ke wilayah Israel. Serangan itu dibalas Israel dengan melancarkan serangan udara bertubi-tubi ke Jalur Gaza. 

 

Pekan lalu, Hamas dan Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata. Namun kesepakatan tersebut menyebabkan Avigdor Lieberman selaku menteri pertahanan Israel mengundurkan diri dari jabatannya. 

 

Lieberman tak puas dengan kesepakatan gencatan senjata tersebut. Menurutnya, sudah saatnya opsi militer diambil untuk memukul Hamas. "Apa yang kita lakukan sekarang sebagai sebuah negara adalah membeli keheningan jangka pendek dengan mengorbankan keamanan jangka panjang kita," ujar Lieberman menanggapi kesepakatan gencata yang dicapai dengan Hamas. 

 

Hamas menyambut gembira keputusan Lieberman mengundurkan diri dari jabatannya. Hamas menilai, mundurnya Lieberman sebagai menteri pertahanan adalah bentuk pengakuan bahwa Israel mengakui kekalahannya dalam pertempuran terbaru dengan mereka.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement