Senin 03 Dec 2018 07:42 WIB

Puluhan Kendaraan Jadi Sasaran Vandalisme Ekstremis Yahudi

Lebih dari 1,5 juta warga Yahudi Israel membangun 120 pemukiman di Tepi Barat.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang warga Palestina berdiri di depan masjid yang menjadi korban vandalisme Yahudi, di Nablus, Tepi Barat.
Foto: http://www.upi.com
Seorang warga Palestina berdiri di depan masjid yang menjadi korban vandalisme Yahudi, di Nablus, Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, KAFR KASSEM – Puluhan kendaraan menjadi sasaran aksi vandalisme ekstremis Yahudi. 

Seperti dilansir PressTV, ekstremis Yahudi yang bermukim di wilayah Kafr Kassem melakukan pengrusakan dengan membocorkan ban kendaraan yang terparkir di area parkir publik dan mencoretinya dengan grafiti rasis. 

Ada sebanyak 30 kendaraan yang menjadi sasaran aksi vandalisme ekstremis Yahudi Israel tersebut. Para ekstremis Yahudi tersebut menuliskan kalimat kami akan membalas dendam, dan kematian bagi orang Arab. 

"Otoritas Palestina mengatakan tindakan vandalisme dan pencurian marak terjadi terutama di tanah dekat pemukiman Israel, di mana ekstremis dapat memiliki akses hanya dengan berkoordinasi dengan militer Israel sebelumnya," seperti lansir PressTV pada Senin (3/12). 

Pada Oktober, pemukim Yahudi tertangkap kamera merusak pertanian Palestina di Tepi Barat dan mencuri pertanian zaitun warga Palestina. 

Sementara pada Agustus, seorang pria Palestina mengalami luka-luka setelah mendapat serangan dari ekstremis Yahudi yang melempari mobil warga Palestina dengan batu. 

Lebih dari setengah juta warga Yahudi Israel telah membangun 120 pemukiman di wilayah Tepi barat sejak 1967 kendati dunia internasional melarang pembangunan pemukiman di wilayah tersebut dan menggapnya sebagai tindakan ilegal.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan dan Urusan Agama Palestina, Yousif Ideis mengatakan, Pemerintah Israel sejak November melarang Muslim sebanyak 47 kali melakukan azan dan shalat di Masjid Ibrahimi yang berada di jantung kota Al Khalil (Hebron) Tepi Barat. Ketegangan pun terus terjadi beberapa dkade antara Israel dan Palestina di sekitaran Majid Ibrahimi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement