Rabu 05 Dec 2018 23:41 WIB

Meski Keberatan, Hamas Akhirnya Sepakat Rekonsialiasi Fatah

Rekonsiliasi tersebut merupakan inisiatif Mesir dan berulang kali digelar.

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.
Foto: Oded Balilty/AP
(File Foto) Suasana Dome of The Rock di kompleks Al Aqsa, Yerusalem, Palestina beberapa waktu lalu. Pejabat senior Pemerintahan Trump mengabarkan Trump akan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tua ini.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Hamas menyatakan telah menyetujui proposal yang diajukan Mesir untuk merekonsiliasi hubungan yang retak antarkelompok Palestina, khususnya antara Hamas dan Fatah. Mesir telah mempersiapkan rekonsiliasi untuk mengakhiri persoalan kedua sayap perjuangan Palestina tersebut.

"Mesir telah menyajikan proposal yang jelas untuk mengakhiri pembagian dan untuk menata ulang Palestina," kata anggota biro politik Hamas, Khalil al-Hayya, dilansir Anadolu Agency, Rabu (5/12).

Khalil melanjutkan, apa yang diajukan Mesir itu mengakomodasi semua tuntutan faksi nasional dan pihak Hamas pun telah menyetujuinya meski merasa keberatan. Hamas pun meminta kelompok Fatah sebagai pesaingnya untuk menyepakati rekonsiliasi yang diajukan Mesir itu.

"Menerima rekonsiliasi tersebut dan persatuan, dengan pandangan bahwa ini untuk menghadapi tantangan yang dihadapi Palestina ke depan," ucap dia.

Khalil juga menekankan perlu adanya kemitraan yang nyata untuk membangun kembali lembaga-lembaga nasional Palestina, misalnya seperti Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). 

Bulan lalu, delegasi dari Hamas dan Fatah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Mesir di Kairo untuk mengakhiri perpecahan Palestina.

Pembicaraan ini adalah satu dari puluhan kali pertemuan yang telah dilakukan di Kairo Mesir dan beberapa ibu kota Arab, antara Hamas dan Fatah sejak dimulainya pembagian kekuasaan Palestina pada 2007. Akan tetapi pembicaraan tersebut belum membuahkan hasil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement