Selasa 08 Jan 2019 21:48 WIB

Israel akan Bangun Permukiman Besar di Tepi Barat

Palestina meminta masyarakat internasional menghentikan rencana Israel.

Red: Nur Aini
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Foto: EPA
Pembangunan permukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Israel berencana mengalokasikan sebanyak 1.200 dunum tanah di Tepi Barat Sungai Jordan untuk membuat permukiman baru khusus orang Yahudi. Hal itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Palestina pada Selasa (8/1).

Di dalam satu pernyataan, kementerian tersebut menyeru masyarakat internasional agar segera campur-tangan menghentikan proyek permukiman berbahaya yang direncanakan Israel di dekat Bethlehem.

"Pemerintah Israel bergegas dengan waktu untuk menciptakan fakta baru di lapangan -yang tak bisa dibatalkan," kata pernyataan tersebut.

Pada Selasa pagi, harian Israel Haaretz mengkonfirmasi bahwa penguasa Yahudi berencana membangun satu permukiman besar di Tepi Barat, yang diduduki. Surat kabar tersebut melaporkan pemerintah telah mengalokasikan 1.200 dunum lahan (satu dunum = 1.000 meter persegi) buat permukiman baru tersebut. Rencana itu akan memperluas Permukiman Efrat, khusus untuk orang Yahudi ke arah pinggir selatan Bethlehem.

Jika dibangun, permukiman yang direncanakan itu akan membuat kota tersebut sepenuhnya dikepung oleh permukiman Yahudi, kata Kantor Berita Anadolu.

Menurut data Palestina, 640 ribu pemukim Yahudi saat ini tinggal di 196 permukiman dan lebih dari 200 "pos terdepan" pemukim. Permukiman itu dibangun tanpa izin, di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Israel menduduki Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, selama Perang Arab-Israel 1967. Pada 1980, Israel mencaplok seluruh kota tersebut dan mengklaimnya sebagai "ibu kota" negara Yahudi yang tak terpisahkan. Hukum internasional memandang seluruh Tepi Barat sebagai wilayah yang diduduki dan menganggap semua permukiman Yahudi yang dibangun di sana tidak sah.

Pada Selasa, beberapa pemukim Yahudi juga menghancurkan 30 pohon zaitun di Kota Kecil Yatta di bagian selatan Tepi Barat. Sekelompok pemukim Yahudi menebang pohon zaitun di Yatta Timur, kata Ratib Al-Jabour, Koordinator Komite Perlawanan Rakyat di Kota Al-Khalil (Hebron).

Warga Palestina mengeluhkan serangan yang sering dilakukan oleh pemukim Yahudi, yang biasanya mendapat perlindungan dari personel militer Israel. Pekan lalu, surat kabar Israel Yedioth Anronoth melaporkan serangan pemukim Yahudi terhadap orang Palestina di Tepi Barat naik sebesar 60 persen pada 2018, dibandingkan dengan pada 2017.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement