Ahad 27 Jan 2019 22:57 WIB

Mahmoud Abbas Kutuk Serangan Ekstremis Yahudi di al-Mughayer

Satu orang Palestina tewas dan sembilan orang lagi cedera dalam insiden ini.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: AP Photo/Richard Drew
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID,  RAMALLAH— Presiden Negara Palestina, Mahmoud Abbas, pada Sabtu (26/1), mengutuk serangan oleh pemukim Yahudi pada hari yang sama terhadap Desa Al-Mughayer, bagian timur-laut Tepi Barat Sungai Yordania, dan bentrokan setelahnya dengan pasukan Israel.

Satu orang Palestina tewas dan sembilan orang lagi cedera dalam peristiwa tersebut.

"(Serangan) ini kembali menegaskan bahwa pemerintah Israel melanjutkan kebijakan peningkatan (ketegangannya)," kata Presiden Palestina dalam satu pernyataan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Palestina WAFA, Ahad (27/1). 

Pernyataan itu menyatakan Pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung-jawab atas peningkatan serangan tersebut.

"(Peningkatan) ini akan menimbulkan konsekuensi serius, ketegangan lebih lanjut dan terciptanya suasana yang berbahaya dan tak terkendali," katanya.

Presiden Palestina kembali menyeru masyarakat internasional agar memberikan perlindungan buat rakyat Palestina.

Juru Bicara Pemerintah Palestina, Yousif Al-Mahmoud, mengutuk peningkatan ketegangan oleh Israel terhadap Desa Al-Mughayer. 

Ia menyatakan pemerintah Israel bertanggung-jawab langsung atas serangan brutal oleh pemukim Yahudi terhadap desa tersebtu sehingga pemuda Palestina, Hamdi Na'san, kehilangan nyawa pada Sabtu pagi.

"Hasutan, kebungkaman masyarakat internasional dan dukungan AS adalah apa yang mendorong penguasa pendudukan Israel untuk melancarkan kebijakan agresifnya terhadap rakyat kami," kata Al-Mahmoud di dalam pernyataan pers.

Pembicaraan perdamaian antara Palestina dan Israel mengalami kebuntuan pada 2014, sedangkan upaya Presiden AS Donald Trump untuk menghidupkan kembali perundingan sejauh ini tak memperlihatkan kemajuan.

Rakyat Palestina ingin mendirikan Negara Palestina Merdeka di Tepi Barat dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang Arab-Israel 1967.

Israel mencaplok Yerusalem Timur, dalam tindakan yang tak diakui masyarakat internasional dan pada 2015 menarik tentaranya dan pemukim Yahudi dari Jalur Gaza. 

Tapi Israel mempertahankan blokade atas daerah kantung Palestina tersebut, yang dikuasai Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS). Israel dan Barat telah memasukkan organisasi Palestina itu ke dalam daftar organisasi teroris.

Di Tepi Barat, rakyat Palestina memiliki kekuasan otonomi terbatas dan kebanyakan wilayah itu dikuasai Israel. Sebagian besar negara memandang permukiman Yahudi telah dibangun secara tidak sah. Israel telah menolak pandangan tersebut dengan mengutip hubungan sejarah, politik serta kitab suci. 

 

 

 

  

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement