Rabu 13 Mar 2019 13:23 WIB

Mufti Palestina: Masjid Al-Aqsha Hanya Milik Umat Islam

Pendudukan Israel atas al-Aqsha mencederai hukum internasional.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Kompleks Masjid al-Aqsha.
Foto: AP
Kompleks Masjid al-Aqsha.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM – Mufti Besar al-Quds Palestina yang juga pengkhutbah di Masjid al-Aqsha, Syekh Muhammad Hussein, menyatakan bahwa al-Aqsha adalah hak bagi Muslim karena merupakan masjid sekaligus kiblat pertama umat Islam. 

Dia menegaskan, umat Islam memiliki hak untuk berkegiatan di dalamnya tanpa adanya campur tangan dari pihak manapun.  

Baca Juga

“Kami menentang setiap tindakan Israel pada Masjid al-Aqsha karena Masjid al-Aqsha hanya milik umat Islam,” kata Syekh Hussein dalam pernyataan resmi di situs Filasatin Al Yawm, seperti dilansir Arutz Sheva pada Rabu (13/3).  

Syekh Hussein terus mengecam Israel setelah tahun lalu memperingatkan berulang-ulang tentang pemukim Israel yang menembus ke area Masjid al-Aqsha disertai pihak kemananan Israel. 

Kala itu, Syekh Hussein mengatakan, upaya memasuki al-Aqsha tak akan mengubah sikap umat Islam di Yerusalem.  

Dalam pesannya yang ditujukan pada Israel, Syekh Hussein memperingatkan upaya terus-menerus untuk menembus al-Aqsha justru akan membuat perang agama di wilayah itu. Karena hal itu bisa menyinggung umat Islam di seluruh dunia.   

Pada 2017 Syekh Hussein memperingatkan Amerika Serikat agar tak mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.  

“Jika ada pengakuan (Yerusalem sebagai ibu kota Israel) atau Kedutaan Amerika dipindahkan ke Yerusalem itu menjadi serangan tak hanya kepada Palestina tapi juga terhadap Muslim di seluruh dunia,” katanya.

Dia menyayangkan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem. Dia menyebut hal itu sebagai tindakan ilegal dan  bertentangan dengan hukum internasional. 

Menurut dia, keberadaan kedutaan Amerika itu tak akan membantu perdamaian dan keamanan di wilayah itu, melainkan justru menyebabkan bencana, perang, dan ketidakstabilan. 

Pernyataan itu dilontarkan Syekh Hussein sebelum Presiden Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaannya ke wilayah itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement