Jumat 15 Mar 2019 09:49 WIB

Cendekiawan Muslim Dunia Kecam Agresi Israel di Al-Aqsha

Polisi Israel menyegel pintu ar-Rahma Masjid al-Aqsha.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Warga Palestina melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7).
Foto: Amir Cohen/Reuters
Warga Palestina melaksanakan Shalat Jumat di jalan menuju kompleks Masjid Aqsha yang diblokir polisi Israel di Kota Tua Yerusalem, Jumat (21/7).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Serikat Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS) mengecam serangan polisi Israel yang terjadi baru-baru ini terhadap Muslim Palestina di dalam kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem. Bagi mereka, serangan tersebut dilakukan secara terang-terangan.

"Penutupan kompleks Masjid al-Aqsha baru-baru ini, bersama dengan serangan terhadap jamaah oleh polisi Israel, merupakan serangan terang-terangan pada situs suci Islam," kata IUMS yang berbasis di Doha dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (15/4).

Baca Juga

Negara-negara Arab juga patut disalahkan atas kondisi itu. Sebab, negara-negara tersebut diduga sedang berusaha menormalkan kembali hubungannya dengan Israel. Karena jika upaya itu dilakukan, maka sama saja memberi lampu hijau kepada Israel untuk menyerang kembali.

"Rezim (Arab) yang ingin bergegas menormalkan hubungan dengan entitas Zionis sebetulnya memikul tanggung jawab yang cukup besar (untuk kekerasan baru-baru ini) dengan memberikan lampu hijau untuk serangan semacam itu," ujar IUMS.

IUMS kemudian mendesak Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) yang berbasis di Jeddah untuk mengambil tindakan segera dengan maksud mendahului apa yang digambarkan sebagai agresi berbahaya oleh Israel. Ketegangan meningkat di Yerusalem Timur yang diduduki sejak bulan lalu, ketika polisi Israel secara singkat menyegel gerbang Masjid al-Aqsha di Pintu ar-Rahma, yang memicu demonstrasi kemarahan oleh warga Palestina setempat.

Dalam beberapa pekan sejak itu, pihak berwenang Israel telah melarang sejumlah warga Palestina termasuk pejabat agama untuk memasuki kompleks masjid, yang bagi umat Islam mewakili situs paling suci ketiga di dunia. Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat al-Aqsha berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Israel menganeksasi seluruh kota pada 1980 dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement