Senin 13 May 2019 14:42 WIB

Netanyahu Mulai Bangun Kota Bernama Trump di Golan

Pembangunan kota Trump sebagai penghargaan atas dukungan presiden AS.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Sejumlah tank Israel bersiaga di kawasan Dataran Tinggi Golan dekat perbatasan dengan Suriah.
Foto: AP/Ariel Schalit
Sejumlah tank Israel bersiaga di kawasan Dataran Tinggi Golan dekat perbatasan dengan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, lokasi permukiman baru yang dijanjikan akan diberi nama 'Trump' di Dataran Tinggi Golan, kini tengah dibangun.

"Saya ingin memberi tahu Anda bahwa kami telah memilih lokasi di Dataran Tinggi Golan tempat komunitas baru ini akan didirikan, dan kami telah memulai prosesnya," kata Netanyahu, dilansir dari Aljazirah, Senin (13/5).

Baca Juga

Netanyahu menyatakan pembangunan kota tersebut merupakan penghargaan atas pengakuan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump atas klaim kedaulatan Israel. Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah strategis yang direbut dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967.

Trump mengakui klaim Israel atas Golan yang direbut selama perang 1967. Israel mencaplok 1.200 kilometer persegi Golan yang direbutnya pada 1981. Sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.

Sebelumnya langkah kontroversial Trump muncul pada Desember 2017, dengan menyatakan Washington akan mengakui kota Yerusalem yang disengketakan sebagai ibu kota, Israel. Hal itu memicu kemarahan di antara warga Palestina yang mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan. Kemudian Kedutaan Besar AS dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan diresmikan pada 14 Mei 2018.

Sekitar 18 ribu warga Suriah dari suku Druze tetap berada di Golan yang diduduki. Sebagian besar dari mereka menolak untuk menjadi warga negara Israel.

Sekitar 20 ribu pemukim Israel telah pindah ke Golan yang tersebar di 33 pemukiman. Netanyahu mengatakan, dia akan mengajukan rencana permukiman baru untuk disetujui kabinet ketika pemerintah baru mulai bekerja.

Netanyahu telah mengadakan pertemuan-pertemuan penting dengan para kepala partai yang diharapkan untuk bergabung dengan koalisinya. Ia memiliki waktu hingga akhir Mei untuk membentuk aliansi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement