Rabu 15 May 2019 17:22 WIB

Film BBC One Day in Gaza Dikritik

BBC salah menerjemahkan kata Yahud menjadi Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Aksi Great Return March Palestina.
Foto: Dok Aman Palestin-Indonesia
Aksi Great Return March Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Film One Day in Gaza yang disiarkan saluran BBC Two menuai kecaman dan kritik. BBC dituding menutupi antisemitisme yang ditunjukkan warga Palestina di Jalur Gaza saat melakukan aksi Great March of Return pada Maret tahun lalu. 

Tuduhan itu berangkat dari kesalahan BBC menerjemahkan kata "Yahud". Oleh BBC, kata itu diartikan sebagai "Israel". Dalam film One Day in Gaza kesalahan penerjemahan itu muncul setidaknya lima kali. 

Baca Juga

Satu di antaranya adalah ketika BBC mewawancarai Bader Saleh (24 tahun), salah satu warga Palestina di Gaza yang berpartisipasi dalam aksi Great March of Return. Dalam wawancara tersebut, Saleh mengatakan Great March of Return adalah sebuah aksi heroik. 

Dalam aksi tersebut, lagu-lagu revolusioner dinyanyikan dan dikumandangkan. "Mereka mendorong Anda untuk mengerat kepala orang 'Yahud'," kata Saleh. 

Kata "Yahud" dalam kutipan wawancara itu diterjemahkan BBC sebagai "Israel". Sejarawan Holocaust Deborah Lipstadt segera mengecam BBC atas terjadinya hal tersebut. "Contoh mencolok lain dari kegagalan untuk mengambil momok antisemitisme dengan serius," kata dia melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman the Times of Israel, Rabu (15/5). 

Kelompok the North West Friends of Israel di Inggris juga melayangkan kecaman terhadap BBC. "Ketika orang-orang Palestina menggunakan kata 'Yahud', yang mereka maksudkan adalah 'Yahudi'. Itu tidak berarti 'Israel'," katanya melalui akun Twitternya. 

Kelompok tersebut menyesalkan kesalahan BBC dalam menerjemahkan kata tersebut. Mereka menilai BBC telah menutupi antisemitisme yang diperlihatkan warga Palestina. 

Aksi Great March of Return digelar warga Palestina pada Maret 2018. Dalam aksi itu mereka menuntut Israel mengembalikan lahan dan tanah yang didudukinya pasca Perang 1967 kepada para pengungsi Palestina. Selain itu, warga Palestina juga menyuarakan protes atas keputusan Amerika Serikat (AS) memindahkan kedutaan besarnya ke Yerusalem. 

Namun, aksi demonstrasi yang berlangsung di sepanjang perbatasan Gaza-Israel itu direspons secara represif oleh Israel. Mereka menembaki para demonstran dengan peluru tajam. Lebih dari 200 warga Palestina telah tewas selama aksi Great March of Return dilaksanakan. Sekitar 6.016 lainnya mengalami luka ringan dan berat. PBB telah menyatakan bahwa tindakan Israel terhadap para demonstran Great March of Return merupakan kejahatan perang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement