Senin 20 May 2019 13:00 WIB

Perlakuan tidak Manusiawi di Penjara Israel

Tahanan i penjara Israel mengalami pengabaian fisik dan mental.

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).
Foto: Presstv.ir/ca
Salah seorang tahanan Palestina di penjara Israel (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sebuah laporan terbaru menemukan tahanan di penjara-penjara Israel kerap mendapatkan perlakukan tidak manusiawi. Fasilitas-fasilitas dalam tahanan tersebut juga dinilai tidak layak bagi orang-orang di dalamnya.

Tak sedikit dari para tahanan yang dilaporkan juga terus menghadapi hukuman yang tidak seharusnya mereka dapatkan. Laporan ini datang dari sebuaha penyelidikan yang dilakukan oleh Kantor Pertahanan Publik Israel (PDO) yang diterbitkan pada 12 Mei lalu.

Baca Juga

“Ini adalah masalah nasional yang menyebabkan pelanggaran hak-hak dasar tahanan dan bagi mereka adalah hak asasi,” tulis laporan yang didasarkan pada sejumlah kunjungan dadakan oleh staf PDO antara 2017 dan 2018, dilansir Telesure, Senin (20/5).

Dalam penyelidikan tersebut diketahui tahanan telah berada dalam penjara yang disebut tak layak untuk tempat tinggal manusia. Masalah sanitasi ditemukan di 19 fasilitas penjara, mulai dari adanya jamur di dinding penjara, hingga binatang-binatang yang muncul seperti tikus, kecoak, hingga kutu.

Seperti di penjara Ayalon, beberapa tahanan mengatakan mereka lebih memilih tidur di lantai karena kasur yang penuh dengan kutu. Laporan itu juga menunjukkan dalam 16 kasus, ruang untuk masing-masing tahanan kurang dari tiga meter persegi.

Kemudian toilet, ventilasi, hingga pengiriman pakaian baru untuk para tahanan kurang. Dalam sebuah keterangan, dua anak di bawah umur yang berada di penjara Israel mengatakan saat di sel isolasi, kasur mereka diambil pada siang hari sehingga mereka dipaksa berbaring di ranjang logam.

Namun, hal yang paling mengkhawatirkan adalah pelanggaran sistematis hak asasi manusia. Beberapa tindakan ilegal yang ditemukan adalah tahanan ditelanjangi sebagai hukuman atau saat interogasi, terutama di Penjara Ayalon yang tampaknya telah menjadi praktik rutin.

PDO juga melaporkan tentang pengikatan narapidana ke tempat tidur mereka selama berjam-jam dan bahkan berhari-hari. Dalam beberapa kasus, tahanan akhirnya terpaksa buang air tanpa pergi ke toilet karena berada dalam keadaan terikat, dengan tangan di atas kepala mereka.

Pengabaian fisik dan mental para tahanan yang terus-menerus juga merupakan situasi yang umum. Bahkan, dalam sebuah kasus diketahui seorang tahanan disemprot dengan air dan dipaksa tetap memakai pakaian basah selama beberapa hari.

Pada Januari lalu, Menteri Urusan Strategis dan Keamanan Publik Israel Gilad Erdan mengatakan tindakan tidak manusiawi dalam tahanan itu diperlukan, merujuk bagi warga Palestina yang ditahan di penjara negara itu. Ia menilai membuat kondisi tahanan menderita diperlukan untuk mencegah kejahatan yang dilakukan mereka terjadi kembali atau sebagai efek jera.

Dalam sebuah pernyataan, Komite Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Palestina disebutkan sekitar 5.700 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel, termasuk 48 wanita, dan 230 anak di bawah 18 tahun. Laporan tersebut mencatat penggunaan pengikatan ke tempat tidur secara khusus digunakan di Penjara Ofek, yang menjadi penjara khusus untuk remaja.

Jumlah tahanan di penjara Israel secara administratif adalah 500. Diantaranya terdiri dari sekitar 95 warga Palestina yang ditahan dalam penahanan administratif tanpa dakwaan atau persidangan.

Sementara itu, 50 dari warga Palestina tersebut baru secara resmi ditahan di penjara. Namun, beberapa diantara mereka juga dilaporkan telah berada di tahanan administratif hingga 11 tahun lamanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement