Selasa 21 May 2019 10:08 WIB

Jika Kompromi Koalisi Buntu, Netanyahu Kaji Pemilu Ulang

Jika pembicaraan koalisi buntu, Netanyahu mungkin menyerukan pemungutan ulang.

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Foto: Ronen Zvulun/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mungkin menyerukan pemilihan umum ulang sebab pembicaraan koalisi untuk membentuk pemerintah telah macet. 

Pernyataan ini disampaikan seorang anggota Partai Likud, Senin (20/5). Anggota Likud tersebut mengatakan jika pembicaraan koalisi mencapai kebuntuan, Netanyahu mungkin menyerukan pemungutan suara baru, kata Harian Israel Yedioth Ahronoth.

Baca Juga

Netanyahu hanya memiliki waktu delapan hari sampai 28 Mei untuk membentuk pemerintah selanjutnya Israel, kata Kantor Berita Turki, Anadolu, Senin malam.

Netanyahu, yang memerintah selama satu dasawarsa, memecahkan rekor dengan menang untuk masa jabatan kelima dalam pemungutan suara 9 April, setelah Parta Likudnya, yang beraliran sayap-kanan, meraih 36 kursi di Knesset (Parlemen Israel).

Pekan lalu, Netanyahu mengatakan partai kecil "perlu turun dari pohon", sebab mereka mengajukan tuntutan yang dibesar-besarkan untuk memasuki pemerintah.

Jika dia berhasil membentuk pemerintah baru, Netanyahu akan menjadi pemimpin yang paling lama berkuasa dalam sejarah Israel. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement