Senin 10 Jun 2019 16:18 WIB

Ratusan Pemukim Yahudi Memaksa Masuki Masjid Al-Aqsha

Aksi pemukim Yahudi di Masjid Al-Aqsha meresahkan umat Muslim.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Jamaah Shalat Jumat berfoto di depan bangunan Kubah Sakhrakh di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.
Foto: Mahmoud Illean/AP
Jamaah Shalat Jumat berfoto di depan bangunan Kubah Sakhrakh di kompleks Masjid Al Aqhsa Yerusalem, Jumat (18/5). Penjajah Israel membuka akses wilayah ini bagi jamaah Shalat Jumat wanita, anak-anak, dan laki-laki berumur di atas 40 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ratusan pemukim Yahudi memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsha pada Ahad (9/6). Hal tersebut telah cukup sering terjadi dan meresahkan umat Muslim di sana. 

"Polisi Israel menutup Gerbang Al-Mugharbah di kompleks itu setelah mengizinkan 334 pemukim (Yahudi) melewatinya menuju situs," kata Otoritas Endowmen Keagamaan Yerusalem yang dikelola Yordania dalam sebuah pernyataan, dikutip Anadolu Agency. 

Baca Juga

Aktivitas peribadahan di Masjid Al-Aqsha dengan ulah orang-orang Yahudi ekstremis. Mereka tak ragu menggeruduk dan memasuki situs suci ketiga umat Islam itu. 

Sebab, mereka percaya kompleks Al-Aqsha dibangun di atas reruntuhan kuil Yahudi zaman kuno. Mereka menyebut area Al-Aqsha dengan istilah "Temple Mount" atau Kuil Gunung. 

Tak hanya itu, umat Muslim yang hendak beribadah di Al-Aqsha kerap dihambat otoritas keamanan Israel. Pasukan Israel acap kali menutup akses ke masjid tersebut dengan berbagai dalih. 

Pada Februari lalu, misalnya, Israel sempat menutup semua gerbang menuju kompleks Al-Aqsha. Tindakan itu diambil tanpa memberi penjelasan atau alasan apa pun kepada umat Muslim di sana. 

Kemudian pada Ramadhan, pasukan Israel sempat mengusir jamaah Muslim yang sedang beribadah di Masjid Al-Aqsha. Saat itu, pasukan Israel dilaporkan mengancam akan menutup Al-Aqsha dalam rentang waktu yang lama jika Muslim di sana menolak untuk hengkang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement