Kamis 27 Jun 2019 19:06 WIB

Hamas: Palestina tidak untuk Dijual

Hamas menilai pertemuan di Manama yang diinisiasi AS tak dapat diterima.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Ismail Haniyah
Foto: EPA/Mohammed Saber
Ismail Haniyah

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyah menilai Pertemuan Manama di Bahrain yang diselenggarakan atas inisiatif Amerika Serikat beberapa waktu lalu hanya upaya politik dalam menghilangkan masalah utama Palestina. Pertemuan yang bertujuan untuk perdamaian Timur Tengah itu, menurutnya tidak dapat diterima.

Pernyataan Haniyah disampaikan saat berpidato di konferensi yang diselenggarakan oleh faksi-faksi Palestina dengan tema Konferensi Nasional Palestina untuk menghadapi Kesepakatan Abad Ini, Selasa (25/6) waktu setempat.

Baca Juga

"Kami menyaksikan momen bersejarah yang penting. Posisi kami jelas: Palestina tidak untuk dijual. Tidak untuk kesepakatan yang menguntungkan hegemoni penjajah atas tanah kami," ujar Haniyah seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (27/6).

Haniyeh menunjukkan, bahwa Pertemuan Manama sama saja seperti memberikan Israel lampu hijau untuk memperluas upaya pendudukannya dan mengendalikan seluruh Tepi Barat. "Di samping membuka jalan untuk normalisasi dengan negara-negara Arab, dan integrasi penjajah di wilayah tersebut," tegasnya.

Haniyah mengatakan, Pertemuan Manama memang lahir, tapi langsung mati dan dihadapkan dengan frustrasi. Rakyat Palestina, kata dia, saat ini bersatu dalam menghadapi kesepakatan ini.

"Semua orang Arab berdiri hari ini untuk menekankan pentingnya perjuangan Palestina, dan bahwa Yerusalem adalah kompas bangsa," ujarnya.

Pada Selasa malam, Manama Peace to Prosperity Workshop dimulai di Bahrain. Acara itu mengamati aspek ekonomi dari rencana penyelesaian perdamaian Timur Tengah, yang dikenal sebagai kesepakatan abad yang diinisiasi AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement