Kamis 08 Mar 2018 08:00 WIB

Mesir Membuka Kembali Terusan Suez

Selama 88 tahun sebagian besar perairan Suez berada di bawah kendali Inggris-Prancisr

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nidia Zuraya
Terusan Suez
Foto: egyptford
Terusan Suez

REPUBLIKA.CO.ID, Setelah penarikan mundur pasukan Israel dari wilayah yang diduduki Mesir, Terusan Suez kembali dibuka ke jalur lalu lintas internasional, pada 8 Maret 1957. Namun, kanal tersebut masih penuh dengan reruntuhan sisa dari krisis Suez.

Perlu beberapa minggu bagi pekerja Mesir dan petugas PBB untuk membersihkannya, sebelum kapal-kapal besar bisa menavigasi jalur air ini.

Dilansir di History, Terusan Suez adalah perairan yang menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, yang melintasi Mesir. Pembangunannya diselesaikan oleh sejumlah insinyur Prancis pada 1869.

Hingga 88 tahun berikutnya, sebagian besar perairan ini masih berada di bawah kendali Inggris dan Prancis. Eropa bergantung pada jalur pelayaran murah ini untuk mengirim minyak dari Timur Tengah.

Pada Juli 1956, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser menasionalisasi kanal tersebut. Ia berharap dapat mengenakan biaya tol untuk membayar pembangunan bendungan besar di Sungai Nil.

Sebagai tanggapan dari kebijakan Mesir ini, Israel melakukan serangan pada akhir Oktober. Sementara tentara Inggris dan Prancis mendarat pada awal November untuk menduduki kanal dan wilayah Suez lainnya.

Di bawah tekanan PBB, Inggris dan Prancis akhirnya mundur pada Desember dan pasukan Israel mundur pada Maret 1957. Di bulan itu, Mesir mengambil alih kendali Terusan Suez dan membuka kembali kanal tersebut untuk pengiriman komersial.

10 tahun kemudian, Mesir menutup kanal itu lagi setelah Perang Enam Hari dan pendudukan Israel di semenanjung Sinai. Kanal ini tetap ditutup selama delapan tahun dan berakhir ketika Presiden Mesir Anwar el-Sadat membuka kembali pada 1975 setelah perundingan damai dengan Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement