Rabu 21 Mar 2018 08:40 WIB

AS Boikot Olimpiade Moskow

Ini merupakan pertama dan satu-satunya AS memboikot Olimpiade.

Rep: Marniati/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter menginformasikan kepada sekelompok atlet AS bahwa negaranya akan memboikot Olimpiade 1980 di Moskow. Pemboikotan ini sebagai tanggapan atas serbuan Soviet pada Desember 1979 ke Afghanistan.

Ini merupakan pertama dan satu-satunya AS memboikot Olimpiade. Setelah Uni Soviet melakukan intervensi di Afghanistan pada Desember 1979, AS bereaksi cepat. Soviet mendukung sebuah pemerintahan pro-Soviet di Afghanistan.

AS langsung menghentikan negosiasi senjata dengan Soviet, mengutuk tindakan Rusia di PBB, dan mengancam akan memboikot Olimpiade Moskow pada 1980.

Saat Soviet menolak untuk menarik pasukan mereka dari Afghanistan, Presiden Carter langsung memutuskan untuk memboikot olimpiade. Pada 21 Maret 1980, ia bertemu dengan sekitar 150 atlet AS dan pelatih untuk menjelaskan keputusannya.

"Saya mengerti bagaimana perasaan Anda dan saya mengakui kekecewaan kalian. Namun, apa yang kita lakukan adalah melestarikan prinsip dan kualitas Olimpiade, tidak menghancurkannya," kata Carter.

Banyak atlet kecewa atas keputusan Carter. Salah seorang atlet mengatakan sebagai warga negara, ini adalah keputusan yang mudah dan mendukung presiden. Namun sebagai atlet, ini adalah keputusan yang sulit. Warga AS juga menyebut presiden mempolitisasi Olimpiade. Sebagian besar atlet dengan enggan mendukung keputusan Carter.

Keputusan AS untuk memboikot Olimpiade 1980 tidak berdampak pada kebijakan Soviet di Afghanistan. Tentara Rusia tidak mundur sampai hampir satu dekade kemudian. Namun hal itu membuat Olimpiade Moskow menjadi ajang yang tidak bergengsi.

Ini bukan kali pertama diplomasi Perang Dingin masuk ke dalam olahraga internasional. Uni Soviet menolak untuk bermain dengan Chili dalam sepak bola Piala Dunia 1973 karena penggulingan dan kematian presiden sayap kiri Chili pada awal tahun itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement