Senin 15 Oct 2018 10:31 WIB

Sejarah Hari Ini : Mata-Mata Mata Hari Dieksekusi

Mata Hari sempat tinggal di Malang Indonesia bersama mantan suaminya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Penari yang dituding mata-mata, Mata Hari
Foto: Washington Post
Penari yang dituding mata-mata, Mata Hari

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Mata-mata Perang Dunia I Mata Hari dieksekusi mati pada  15 Oktober pada 1917. Margaretha Geertruida MacLeo yang menggunakan nama samaran Mata Hari dieksekusi mati oleh Prancis karena dianggap mata-mata Jerman.

Ia dieksekusi oleh regu penembak di Vincennes, pinggir kota Paris. Mata Hari datang ke Paris pada 1905 dan namanya terkenal sebagai penari eksotis. Tarian yang terinspirasi dari tarian-tarian Asia seperti India dan Jawa menarik begitu banyak tamu.

Kepada para tamunya Mata Hari berbohong bahwa ia lahir di sebuah kuil suci di India dan diajarkan menari oleh para Pandita yang ada di kuil itu. Ia mengaku diberi nama Mata Hari oleh para Pandita. Sebenarnya Mata Hari lahir di sebuah kota kecil di Belanda pada 1876.

Ia mendapatkan pengetahuan yang tidak terlalu dalam tarian India dan Jawa. Pengetahuan itu ia dapatkan ketika sempat tinggal beberapa tahun di Malang bersama mantan suaminya Rudolf MacLeod, orang Skotlandia yang bergabung dengan tentara Belanda.

Meski tariannya tidak autentik tapi pertunjukannya dipenuhi penonton. Hal itu terutama laki-laki karena Mata Hari selalu mengakhiri pertunjukannya bertelanjang bulat.

Di Perang Dunia I, Mata Hari menjadi perempuan penghiburan yang terkenal. Ia banyak memiliki kekasih dari termasuk para perwira militer dari berbagai negara. Pada Febuari 1917, pemerintah Prancis menangkapnya atas tuduhan spionase dan memejarakannya di Penjara Saint Lazare di Paris.

Pada bulan Juli, ia dinyatakan bersalah oleh pengadilan militer Prancis. Ia tuduh mengungkapkan detail sejata baru dan tank sekutu yang menyebabkan kematian ribuan prajurit Prancis. Mata Hari pun dijatuhi hukuman mati tapi ia tidak mau memakai penutup mata ketika dieksekusi.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan Mata Hari adalah mata-mata Jerman. Tapi banyak pula yang mengatakan ia agen ganda Prancis dan Jerman. Tapi selama persidangan tidak ada yang menunjukkan bukti langsung Mata Hari seorang mata-mata.

Mata Hari pun membantah tuduhan tersebut meski mengakui ia memang seorang perempuan penghibur. Sejarawan menilai Mata Hari hanya menjadi kambing hitam atas kegagalan Prancis saat itu. Pemerintah Prancis yang menjadi Mata Hari sebagai ikon mata-mata membuat nama Mata Hari disadur di berbagai kesenian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement