Selasa 08 May 2018 07:33 WIB

Uni Soviet Boikot Olimpiade 1984

Uni Soviet membalas keputusan AS yang memboikot Olimpiade 1980 di Moskow.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Olimpiade Ilustrasi
Foto: Jim Young/Reuters
Olimpiade Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pada 8 Mei 1984, Uni Soviet mengumumkan atletnya tidak akan ikut berkompetisi di Olimpiade 1984 di Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Negara tersebut mengklaim atlet mereka tidak akan aman selama protes Perang Dingin dan mungkin bisa mendapatkan serangan fisik.

Boikot yang dilakukan Uni Soviet tersebut jelas merupakan aksi balasan terhadap keputusan AS empat tahun sebelumnya untuk memboikot Olimpiade 1980 di Moskow. Boikot Uni Soviet tersebut dikeluarkan melalui pernyataan resmi pemerintah, beberapa bulan sebelum Olimpiade dimulai.

"Sejak awal persiapan Olimpiade, telah diketahui Pemerintah AS tengah berusaha memanfaatkan Olimpiade untuk tujuan politiknya. Sentimen chauvinistik dan histeria anti-Soviet sedang dikobarkan di negara ini," ujar Pemerintah Uni Soviet pada saat itu, seperti dikutip laman History.

Para pejabat Rusia mengatakan, protes terhadap para atlet Soviet mungkin akan pecah di Los Angeles. Mereka meragukan para pejabat Amerika akan mencoba untuk meredakan protes semacam itu.

Pemerintahan Presiden AS Ronald Reagan kemudian menanggapi tuduhan-tuduhan Uni Soviet tersebut. Ia menyatakan, boikot Soviet adalah keputusan politik yang tidak dapat dibenarkan.

Beberapa hari setelah pengumuman Soviet, 13 negara komunis lainnya mengeluarkan pernyataan serupa dan menolak menghadiri Olimpiade. Dampak diplomatik dari aksi itu cukup kecil. Namun, dampaknya pada Olimpiade sangat besar.

Tanpa adanya persaingan dari Uni Soviet, Jerman Timur, dan negara-negara komunis lainnya, AS berhasil mencetak rekor Olimpiade dengan meraih 83 medali emas. Sementara boikot AS terhadap Olimpiade di 1980 di Moskow disebabkan karena intervensi Rusia di Afghanistan pada 1979.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement