Ahad 16 Jun 2013 14:34 WIB

AS Minta Iran Hormati Kehendak Rakyat Pasca-Pilpres

Presiden terpilih Iran, Hassan Rohani
Foto: redpepper.co.ug
Presiden terpilih Iran, Hassan Rohani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat pada Sabtu mendesak Teheran untuk "mengindahkan kehendak rakyat Iran" setelah memilih ulama moderat Hassan Rohani menjadi presiden negara mereka berikutnya.

"Kami menghormati suara rakyat Iran dan selamat kepada mereka untuk partisipasi mereka dalam proses politik, dan keberanian mereka dalam membuat suara mereka didengar," kata Gedung Putih dalam satu

pernyataan.

"Ini merupakan harapan kami bahwa pemerintah Iran akan mengindahkan kehendak rakyat Iran dan membuat pilihan yang bertanggung jawab untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi semua rakyat Iran."

Amerika Serikat tetap siap untuk melibatkan pemerintah Iran secara langsung untuk mencapai solusi diplomatik guna mengatasi kekhawatiran masyarakat internasional tentang program nuklir mereka, kata Gedung Putih.

Hassan Rohani terpilih menjadi presiden Iran pada pemilihan presiden Jumat yang diikuti 72,7 persen dari 50 juta rakyatnya yang berhak pilih. Kementerian Dalam Negeri Iran mengatakan Dr Hassan Rohani memenangkan Pemilihan Presiden ke-11 di Iran dan menjadi Presiden ke-delapan Republik Islam itu.

Menteri Dalam Negeri Iran Mohammad Najjar mengatakan dalam sebuah konferensi pers yang digelar pada Sabtu, "Rohani memenangkan mayoritas suara, memperoleh 17.613 juta suara dari 35.458 juta suara," katanya dan menambahkan bahwa jumlah pemilih mencapai 72,7 persen.

Dr Hassan Rohani lahir pada tahun 1948 di kota Sorkheh di Provinsi Semnan. Dia berasal dari keluarga lama dikenal karena berjuang melawan kekuasaan rezim Shah Iran.

Rohani berpartisipasi dalam mengorganisir tentara Iran, ia terpilih menjadi anggota di Dewan Syura selama lima periode antara tahun 1980 sanpai 2000 dan merupakan Ketua Dewan selama 16 tahun 1989-2005.

Rohani adalah penasihat Presiden Hashemi Rafsanjani dan Mohammad Khatami. Pada 2003, ia adalah wakil Iran untuk negosiasi dengan pihak Eropa mengenai masalah nuklir Iran.

sumber : Antara/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement