Selasa 02 Jul 2013 10:10 WIB

Ultimatum Militer Mesir Diberlakukan Selama 48 Jam

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Militer Mesir berjaga-jaga di sekitar lapangan.
Foto: AP
Militer Mesir berjaga-jaga di sekitar lapangan.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tentara Mesir memberikan ultimatum kepada politisi negara untuk menyelesaikan kebuntuan politik dalam 48 jam ke depan. Demonstrasi yang berlanjut di Mesir telah mendorong negara tersebut dalam ketidakpastian.

Pernyataan militer yang disampaikan di televisi pada Senin (1/7) waktu setempat tersebut menyerukan kelompok-kelompok politik untuk mengatasi situasi. 

"Angkatan bersenjata mengulangi permintaannya untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan memberikan semua orang 48 jam sebagai kesempatan terakhir," begitu pernyataan militer seperti dikutip Al-Jazeera, Selasa (2/7). 

Menurut mereka, keamanan nasional negara dalam bahaya. Mereka meminta peta jalan masa depan dan langkah-langkah untuk mengawasi pelaksanannya. Pada Ahad (3/6) lalu, jutaan warga Mesir berdemo untuk menuntut pengunduran diri Presiden Mesir Muhammad Mursi. 

Penentang Mursi memandang pernyataan militer sebagai dukungan dan keberlanjutan demonstrasi untuk menekan presiden mundur. Protes besar berlanjut pada Senin kemarin di Kairo dan di kota-kota luar ibukota, termasuk Alexandria, Mahalla, dan Suez. 

Pendukung Mursi mengkritik ultimatum sebagai upaya kudeta. Sekelompok partai pro-Mursi yang menyebut diri mereka koalisi untuk mempertahankan legitimasi, menyerukan protes massa dalam mendukung presiden. 

"Kami menolak upaya untuk menggunakan tentara untuk menyerang legitimasi presiden," ujar anggota Gamaa Al-Islamiyya, Safwat Abdel Ghani. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement