Senin 16 Sep 2013 19:33 WIB

Obama: Diplomasi AS dengan Iran Ancaman untuk Israel

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Barack Obama
Foto: AP
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mengaku siap menerima semua proposal diplomasi yang ditawarkan Iran. Namun, Obama menilai program yang ditawarkan adalah ancaman, terutama untuk sekutu intimnya di kawasan, Israel.

Obama mengaku siap dengan semua proposal yang ditawarkan Teheran untuknya. Kepemimpinan para ulama di Teheran, membuat Persia Baru dan Paman Sam mengalami krisis diplomatik. Sepuluh tahun terakhir, krisis itu semakin tajam. Iran nekat dengan aktivitas nuklirnya.

Kepemimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad (2005 - 2013) di Teheran, membuat terang permusuhan itu. Iran berkeras, program nuklirnya adalah damai. Nuklir Iran membawa Teheran ke dalam isolasi ekonomi. AS dan Uni Eropa bersekongkol mengembargo ekonomi Iran.

Dengan Inggris, konflik diplomatik juga panas. London menutup kedutaan di Teheran pada 2011. Penutupan menyusul demonstrasi akbar menolak kehadiran Inggris di Teheran pada 2011. Namun, kemenangan Rouhani dalam pemilihan presiden bulan lalu, membuka lembaran diplomasi baru.

Perdana Menteri Inggris David Cameron bulan lalu mengatakan, kemenangan Rouhani di Teheran memberi peluang baik perbaikan hubungan dua negara. Cameron meminta persetujuan Parlemen Inggris untuk memetakan kembali kebijakan luar negeri kabinetnya di Teheran.

Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan, pertemuan Hague dengan delegasi Iran menghadirkan Menlu Iran Muhammad Javad Zarif. Juru Bicara Kemenlu di London menerangkan, setiap pembicaraan dengan Iran hanya fokus pada tiga bidang, yakni, nuklir, perdamaian Timur Tengah, dan terakhir adalah Suriah.

"Belum ada surat resmi untuk pertemuan antar pemimpin (negara). Kami hanya mengatur pertemuan antar menteri luar negeri," kata Jubir Kemenlu Inggris, seperti dilansir Reuters, Senin (16/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement