Sabtu 11 Jan 2014 14:06 WIB

Kesepakatan Nuklir Iran Ditentukan Lusa

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kelompok P5+1 dan Iran bakal melakukan pertemuan di Istanbul, Turki, Sabtu (14/4) guna membahas program nuklir Iran.
Kelompok P5+1 dan Iran bakal melakukan pertemuan di Istanbul, Turki, Sabtu (14/4) guna membahas program nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID GENEVA -- Meskipun Iran bersikeras mengaku tidak memiliki kepentingan dalam hal senjata nuklir, Amerika Serikat dan sekutu tetap skeptis. Hal ini tetap menyeret Iran pada kesepakatan pembatasan penggunaan uranium.

Membatasi pengayaan uranium merupakan salah satu kesepakatan interim. Yang diragukan AS dan sekutu, bahwa pengayaan uranium dapat digunakan baik untuk bahan bakar reaktor untuk tenaga nuklir atau pun untuk mengisi inti missil hulu ledak nuklir pada tingkat di atas 90 persen.
 
Kesepakatan interim terkait dengan bagaimana menerapkan aturan penggunaan nuklir enam kekuatan dunia. Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi seperti dalam komentarnya pada kantor berita resmi IRNA, dikutip dari Assosiated Press, Sabtu (11/1) mengatakan kekuatan dunia dan pemerintah Iran harus merespon dalam waktu dua hari untuk mempertimbangkan persyaratan kesepakatan yang diberikan.
Araghchi tidak menyinggung poin persyaratannya. Kesepakatan ini akan bergulir menjadi kesepakatan permanen setelah Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan Jerman menegosiasikannya selama enam bulan pada tahap pertama. Lima anggota Dewan Keamanan pemegang hak veto adalah Inggris, China , Perancis, Rusia dan Amerika Serikat yang sering disebut P5+1.
Catherine Ashton dan Helga Schmid, yang merupakan negosiator dari Uni Eropa mewakili P5+1 melaporkan bahwa Araghchi dan Schmid telah membuat kemajuan yang sangat baik pada isu terkait pelaksaan kesepakatan 24 November.
Kesepatan 24 November ini akan membuat Iran menghentikan beberapa kegiatan nuklirnya sebagai ganti bebas dari sanksi-sanksi yang pernah dijatuhkan sebelumnya. 
''Hasilnya akan diumumkan dalam dua hari ke depan,'' kata Araghchi. Kemudian, tambahnya, akan dilakukan langkah pertama untuk implementasi kesepakatan 24 November.
Sebelumnya, dua pejabat yang tidak disebutkan melapor pada Assosiated Press bahwa Iran datang dengan tuntutan pembebasan suatu fasilitas untuk penelitian dan pengembangan pengayaan Uranium dari pembatasan keseluruhan fasilitas. Namun hal itu ditentang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement