Senin 08 Sep 2014 18:25 WIB

Krisis Tripoli, WNI Terus Dipantau

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Kantor Perdana Menteri Libya mengalami kerusakan setelah digranat di Tripoli pada Rabu (4/6).
Foto: Reuters/Hani Amara
Kantor Perdana Menteri Libya mengalami kerusakan setelah digranat di Tripoli pada Rabu (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID,TRIPOLI—Setelah mengevakuasi 36 warga negara Indonesia (WNI) dari kota Tripoli, Libya, Kedutaan Besar RI (KBRI) terus memantau WNI yang tersisa di tengah gejolak politik negara tersebut.

Evakuasi pada Rabu (3/9) lalu,  merupakan tindakan penyelamatan WNiIyang keenam yang dilakukan KBRI Tripoli. Sejak 29 Juli 2014 KBRI Tripoli telah berhasil mengevakuasi 171 orang, yang terdiri dari 88 orang laki-laki dan 83 orang perempuan.

“Evakuasi dilakukan menggunakan jalur darat melalui Perbatasan Ras Jedir menuju Tunis, Tunisia, untuk kemudian dipulangkan ke Indonesia,” terang Duta Besar Indonesia untuk Libya Raudin Anwar, Senin (8/9).

Ia juga menyarankan kepada para TKI agar dalam memilih negara penempatan mencari negara yang bebas konflik dan memiliki perlindungan hukum yang baik bagi TKI.

KBRI Tripoli terus memonitor dan aktif mencari WNI yang berada di Libya. Mereka  mengimbau setiap WNI agar bersedia ikut dievakuasi mengingat situasi politik dan keamanan di Libya yang masih buruk.

Bagi WNI yang masih berada di Libya diharapkan untuk menghubungi KBRI Tripoli guna memberitahukan keberadaannya melalui contact person Yosi Aprizat (Koord. Fungsi Pensosbud Protkons KBRI Tripoli, +216 26655074), Untung Istiawan (+21621683669/ +218 923049051), Zakariya El Barouni (+218 945148984), Andry Noffitri (+216 22799837), Aliyasar (+21622798238) atau melalui email tripoIi.kbri.kemlu.go.id.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement