Selasa 09 Dec 2014 09:27 WIB

Serangan Udara Zionis Terhadap Suriah, Dorongan Bagi Teroris

Terorisme
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Terorisme

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan serangan para petempur rezim Zionis terhadap Suriah Ahad menunjukkan ikatan simpati Israel dan kelompok-kelompok teroris.

Dia membuat pernyataan itu dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Suriah yang mengunjungi Teheran Walid al-Moallem, Senin kemarin.

Dia mengatakan serangan itu terjadi dengan tujuan memberikan semangat kelompok-kelompok teroris di Suriah yang menderita pukulan serius oleh gelombang perlawanan rakyat.

Dia juga mengutuk serangan udara itu dan mengatakan mereka tleh mengungkapkan tujuan identik rezim Zionis dengan kelompok Takfiri dan teroris ekstrimis.

Ditegaskan lebih lanjut bahwa Iran telah mengutuk tindakan rezim Zionis. Seperti acara serupa dua pekan lalu, dalam pertemuan mengenai 'Dunia melawan Kekerasan dan Ekstremisme' secara terbuka di Teheran pada Selasa (9/12) juga akan mencoba untuk menyampaikan pesan kepada dunia bahwa agama-agama Ilahi bersih dari setiap gagasan mempromosikan ekstremisme dan radikalisme.

Zarif melanjutkan dan menekankan bahwa kelompok Takfiri tidak memiliki tempat di dalam masyarakat Islam, baik dengan Muslim Sunni maupun Syiah.

Tindakan mereka, bertentangan dengan kepentingan tidak hanya negara-negara regional tetapi seluruh umat Islam di seluruh dunia.

Dia mengatakan, pertemuan itu membawa pesan politik bahwa dunia saat ini menyadari fakta bahwa menggunakan kelompok Takfiri sebagai instrumen akan berakhir menyakiti orang-orang yang memanipulasi mereka.

Menteri luar negeri menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menghadapi kelompok Takfiri adalah melancarkan perang global habis-habisan melawan mereka dan menggunakan segala cara budaya, politik dan ekonomi serta senjata militer untuk melawan mereka.

Negara-negara regional harus datang ke titik bahwa mereka tidak punya pilihan selain memerangi teroris karena ancaman dari kelompok-kelompok teroris menargetkan pendiri mereka lebih dari orang lain.

Al-Moallem datang di Teheran untuk mengambil bagian dalam Konferensi WAVE yang akan diselenggarakan di Teheran 9-10 Desember dengan partisipasi 40 negara.

Tidak ada pernyataan yang akan dikeluarkan pada akhir konferensi melainkan petunjuk yang disajikan berdasarkan pidato Presiden Iran Hassan Rouhani di Majelis Umum PBB pada tahun 2013 di mana proposal untuk Dunia Menentang Kekerasan dan Ekstremisme telah diratifikasi oleh 190 suara sebagai Undang-Undang WAVE.

Undang-Undang WAVE mendesak negara-negara anggota PBB untuk mengambil 'langkah-langkah yang tepat untuk memperkuat perdamaian universal dan mencapai kerja sama internasional dalam memecahkan masalah internasional di bidang ekonomi, sosial, budaya, atau kemanusiaan.

Perdana menteri dan mantan menteri luar negeri dari sejumlah negara Asia dan Afrika serta para pejabat senior dari Irak, Suriah dan Nikaragua ikut mengambil bagian dalam pertemuan itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement