Kamis 28 May 2015 06:51 WIB

Kerajaan Saudi Arabia Mulai Apresiasi Pendidikan Kaum Perempuan

Rep: c 30/ Red: Indah Wulandari
Pelajar perempuan Arab Saudi alami kesulitan mengambil gelar di luar negeri. Mereka tak diizinkan meninggalkan negara tanpa ada wali.
Foto: Los Angeles Times
Pelajar perempuan Arab Saudi alami kesulitan mengambil gelar di luar negeri. Mereka tak diizinkan meninggalkan negara tanpa ada wali.

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Kerajaan Saudi Arabia mulai memperhatikan pendidikan berkualitas bagi kaum perempuan.

Data kementerian pendidikan Saudi Arabia mencatat, sebanyak 51,8 persen perempuan Saudi terdaftar di perguruan tinggi negeri dan 49 persennya tercatat di lembaga swasta.

Menurut laporan  yang dilansir ArabNews, Rabu (27/5) pemerintahan di Riyadh memang mengalokasikan sebagian besar dananya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan. Ini sudah dimulai sejak zaman Raja King Abdul Aziz hingga saat ini.

Bukan hanya dalam sektor pendidikan, kementerian tersebut juga mempersiapkan beberapa proyek yang diperuntukkan bagi lulusan perempuan. Baru-baru ini, Raja Salman mengapresiasi Putri Noura binti Abdurrahman karena dianggap sebagai sosok perempuan unggulan.

Pada tahun 2012 terdapat 511.192 mahasiswa perempuan terdaftar di Universitas Bities Publik. Kemudian naik 51,8 persen  pada tahun 2013 menjadi 511.593 orang.

Sedangkan di perguruan tinggi swasta pada tahun 2012, jumlah mahasiswa perempuan 26.589 orang naik 49 persen pada tahun 2013 menjadi 33.686 mahasiswa.

Sedangkan untuk kelulusannya, pada tahun 2013 perguruan tinggi negeri meluluskan 6.356 mahasiswi  reguler, 16.221 kualifikasi master, 1.744 kualifikasi doktor, dan 177 mahasiswi terpilih untuk program fellowship.

Di universitas swasta, pada tahun 2013 sebanyak  2.771 mahasiswa yang lulus dengan gelar berbagai disiplin ilmu. Sedangkan pada tahun 2012 hanya meluluskan 1.480 mahasiswa.

Perempuan Saudi yang belajar di Amerika Serikat pun sebanyak 18.221 orang, di Eropa sebanyak 6.754 orang, di Kanada sebanyak 2.923 orang, dan sebanyak 1.445 orang di Australia dan Selandia Baru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement