Senin 08 Jun 2015 06:16 WIB

Survei: Arab Saudi Pertimbangkan Iran Musuh Utama, Bukan Israel

Laporan the New York Times tentang survei masyarakat Arab Saudi yang menganggap Iran sebagai musuh utama.
Foto: Republika/Erik PP
Laporan the New York Times tentang survei masyarakat Arab Saudi yang menganggap Iran sebagai musuh utama.

REPUBLIKA.CO.ID, HERZLIYA -- Sebuah perguruan tinggi Israel diam-diam melakukan jajak pendapat di Arab Saudi, yang menyimpulkan bahwa masyarakat Arab jauh lebih peduli tentang ancaman Iran dan kelompok ISIS daripada Israel. The New York Times melaporkan, sebagian besar masyarakat Saudi malah mendukung satu dekade penawaran perdamaian untuk negara Yahudi tersebut.

Survei yang dilakukan oleh Interdisciplinary Center Herzliya tersebut memberikan sisi lain Israel yang langka di dalam Arab Saudi. Hal itu tentu dapat mengubah persepsi Israel tentang kerajaan padang pasir. Sekadar diketahui, kedua negara yang menjadi musuh lama itu hingga kini tidak memiliki hubungan diplomatik.

Jajak pendapat itu menemukan bahwa 53 persen dari masyarakat Arab Saudi menganggap Iran yang beraliran Syiah sebagai musuh utama mereka. Sementara 22 persen responden mengatakan, kelompok ISIS sebagai ancaman, dan hanya 18 persen mengatakan Israel sebagai musuh.

Jajak pendapat yang dilakukan bersama dengan University of Wisconsin-Milwaukee itu memilih 506 warga Arab Saudi dengan metode perbincangan melalui telepon dan memiliki margin of error 5 persen. Penelitianini dilakukan selama dua pekan terakhir, mulai akhir Mei.

Jajak pendapat juga menunjukkan bahwa mayoritas warga Arab Saudi berpikir negara mereka harus mencari senjata nuklir jika Iran memperoleh sebuah bom atom. Tidak hanya itu, 85 persen responden juga mendukung Arab Saudi menyerukan perdamaian dengan Israel sebagai imbalan atas penarikan penuh pasukan Israel ke perbatasan sebelum 1967.

Hasil survei itu menunjukkan kesamaan yang signifikan antara Arab Saudi dan Israel, di mana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah terang-terangan dalam kritiknya terhadap kesepakatan nuklir Iran dan negara Barat.

Netanyahu, yang percaya Iran sedang mengejar senjata nuklir, juga mengklaim bahwa negara-negara Arab yang tidak disebutkan namanya, mungkin Arab Saudi dan negara-negara Teluk beraliran Sunni lainnya, berbagi keprihatinannya. Adapun Iran membantah mencari senjata nuklir, dan bersikeras program atom yang dikerjakan demi tujuan damai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement