Selasa 15 Dec 2015 12:52 WIB

34 Negara Islam Bentuk Aliansi Militer, Zonder Iran

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Raja Salman
Foto: EPA/LINTAO ZHANG/POOL
Raja Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi membentuk aliansi militer Islam dengan 34 negara lainnya pada Selasa (15/12). Koalisi antiteror ini dibentuk untuk memerangi terorisme dengan pusat operasi gabungan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh.

Pengumuman yang dipublikasikan badan pers Saudi ini melaporkan, aliansi akan dipimpin oleh Arab Saudi. "Koalisi dibentuk karena terorisme harus dilawan oleh segala cara dan kolaborasi harus dibentuk untuk menghapuskannya," katanya.

Disebutkan pula, Islam melarang korupsi dan kerusakan di dunia. Dan, terorisme merupakan pelanggaran serius pada martabat juga hak manusia, terutama untuk hidup dan mendapat keamanan.

Koalisi ini beranggotakan negara-negara mapan militer, seperti Pakistan, Turki, dan Mesir. Negara-negara yang dilanda perang, seperti Libya dan Yaman juga negara-negara Afrika yang sedang rentan serangan teror, seperti Mali, Chad, Somalia, dan Nigeria.

Negara rival, Iran, tidak termasuk dalam koalisi. Arab Saudi dan Iran berseteru dalam konflik yang berkecamuk di Suriah dan Yaman. Arab saat ini memimpin intervensi militer di Yaman melawan Houthi.

Dalam konferensi pers, Wakil Saudi Pangeran yang juga Menteri Pertahanan Mohammed bin Salman mengatakan, koalisi militer Islam baru ini akan mengembangkan mekanisme kerja sama dengan negara lain dan badan internasional untuk mendukung upaya melawan terorisme. Ia mengatakan, upaya mereka tidak terbatas hanya melawan ISIS.

"Saat ini, setiap negara Muslim memerangi terorisme secara individual sehingga upaya koordinasi sangat penting," katanya. Selain negara besar, beberapa negara kecil juga masuk dalam koalisi, termasuk Maladewa dan Bahrain.

Baca juga:

Perkosa Rekan di Barak, Tentara Australia Dipenjara 5 Tahun

5 Misteri di Balik Penyanderaan Lindt Cafe Sydney

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement