Jumat 08 Jan 2016 03:16 WIB

Penyerang Tembak Pos Keamanan Mesir

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi
Foto: Reuters
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang penyerang menembakkan tembakan di sebuah pos keamanan Mesir di luar sebuah hotel dekat Piramida Giza pada Kamis (7/1) pagi.

Kementerian  dalam negeri Mesir mengatakan, tidak ada yang terluka dalam insiden di Hotel Three Pyramids. Serangan merusak hotel dan juga bus yang diparkir di depan gedung. Menurut pernyataan kementerian, penembak adalah bagian dari sekelompok sekitar 15 orang yang melepaskan tembakan di pos keamanan hotel.

‘’Seorang tersangka ditangkap dan polisi masih mencari sisa kelompok,’’ kata pernyataan kementerian dalam negeri Mesir . Namun, kementerian itu tidak mengidentifikasi tersangka yang ditangkap.

Motif serangan itu tidak jelas dan tidak ada yang segera mengaku bertanggung jawab untuk itu. Namun, saksi di tempat kejadian menunjukkan serangan itu lebih terorganisir.

"Mereka mulai menembaki bus. Kemudian mereka mulai menembak di hotel dan mencoba untuk melemparkan bom molotov di bus," kata Jaber Jabarin, seorang saksi mata warga Arab Israel yang tinggal di Hotel.

Setelah melempar bom molotov, Jabarin mengaku, para penyerang mulai menembak di hotel dengan peluru tajam. Dia menggambarkan tembakan terjadi terus menerus.

Di Yerusalem, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel Alon Lavi mengatakan, bus yang ditabrak itu digunakan oleh kelompok mengunjungi Arab Israel tapi tidak ada seorang pun di dalam bus pada saat kejadian dan tidak ada warga Israel yang terluka. Dia mengatakan Israel mendapat penjelasan tentang insiden oleh Kementerian Luar Negeri Mesir.

Serangan itu terjadi saat orang Kristen Ortodoks Koptik Mesir merayakan Natal Ortodoks di Mesir. Kristen Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari 2016. Di Mesir, ribuan polisi dikerahkan di Kairo dan kota-kota lain untuk melindungi gereja-gereja dan perayaan Kristen.

Pemerintah Mesir telah bertahun-tahun berjuang melawan pemberontakan oleh militan Islam di bagian utara Semenanjung Sinai. Serangan terhadap pasukan keamanan di sana telah secara signifikan meningkat setelah militer menggulingkan Presiden Mesir Mohammed Mursi pada tahun 2013 lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement