Senin 25 Jan 2016 22:40 WIB

Pemerintah Mesir Sita Aset Ikhwanul Muslimin

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.
Foto: EPA/Khaled Elfiqi
Demonstran Ikhwanul Muslimin menggelar aksi demonstrasi menentang penggulingan Presiden Muhammad Mursi di halaman Masjid Rabaa Al Adawiya, Kairo, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menurut Ahram dari perhitungan online inventaris resmi yang disita pemerintah pada Ahad (24/1), negara telah menyita aset milik organisasi Ikhwanul Muslimin senilai Rp 15 triliun. Jumlah tersebut didapat dari total aset, kas dan rekening bank pribadi milik para anggota.

Dilanisr Al Bawaba, Senin (25/1), aset yang disita termasuk 105 sekolah dan 43 rumah sakit. Namun perhitungan Ahram Online belum termasuk 460 mobil dan 318 hektar lahan garapan milik Ikhwanul Muslimin yang kini juga telah dibekukan.

Komite Negara yang bertugas menyelidiki dan membekukan dana Ikhwanul Muslimin mengatakan pada konferensi pers di Kairo, bahwa dana yang disita meliputi kredit perbankan dari 1.370 anggota senilai LE154,7 juta, dua juta dolar Amerika Serikat, 1,3 juta riyal Saudi, sembilan ribu poundsterling dan 16.480 franc Swiss.

Menurut Kepala Komite hakim Ezzat Khamis, daftar penyitaan juga terdiri dari kredit bank 1125 organisasi non-pemerntah senilai 64 ribu dolar AS, kredit perbankan dari 62 perusahaan senilai LE 17,4 juta, 117 ribu dolar AS, dan 7.000 Euro.

Komite juga mengungkapkan 19 tempat penukaran uang dengan kredit beku LE82 juta berhubungan dengan organisasi yang dianggap terlarang di Mesir tersebut. Panitia menambahkan, uang tunai senilai LE5 miliar dan LE3,5 miliar juga disita dari brankas sekolah dan rumah sakit.

Tindakan keras pemerintah Mesir telah dilancarkan kepada anggota Ikhwanul Muslimin sejak penggulingan Presiden Muhammad Mursi yang berasal dari kelompok tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement