Ahad 07 Feb 2016 22:33 WIB

Erdogan Minta AS Pilih Turki atau Kurdi Suriah

Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan
Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menunjukkan kemarahannya atas kunjungan pejabat Amerika Serikat ke kelompok milisi Kurdi yang mengendalikan Kota Kobane, Suriah, dengan mendesak Washington memilih Turki atau para teroris.

Delegasi, yang termasuk diplomat senior AS Brett McGurk, utusan khusus untuk koalisi internasional yang memerangi kelompok garis keras ISIS, pekan lalu menemui pengurus Ikatan Perlindungan Masyarakat Kurdi (YPG), milisi berpengaruh yang mengontrol Kobane.

Pertemuan tersebut dilakukan setelah sayap politik YPG, Partai Uni Demokrat (PYD), tidak diikutsertakan dalam pembicaraan perdamaian baru di Jenewa, Swiss, yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ankara mengancam memboikot pembicaraan tersebut jika PYD diundang.

"Dia mengunjungi Kobane pada saat ada pembicaraan di Jenewa dan dihadiahi plakat oleh seseorang yang dipanggil jenderal YPG?" kata Erdogan kepada sejumlah wartawan di atas pesawat yang membawanya pulang dari kunjungan ke Amerika Latin dan Senegal.

"Bagaimana kita bisa mempercayai [mereka]?" kata Erdogan.

"Apakah kita yang menjadi mitra mereka atau para teroris di Kobane?" ujarnya.

Komentar Erdogan tersebut dikutip media Turki, Ahad (7/2).

Ankara menganggap PYD dan YPG berafiliasi dengan partai terlarang Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang mengobarkan pemberontakan bersenjata di Turki, sedangkan pihak oposisi Suriah menuding mereka terlalu dekat dengan rezim di Damaskus.

Namun, koalisi telah bekerja sama erat dengan YPG sejak melancarkan serangan udara di Suriah pada September 2014, memperluas serangan yang dimulai di Irak sebulan sebelumnya. "Apakah mereka menerima PKK sebagai organisasi teroris? Kemudian mengapa mereka tidak mendaftar PYD dan YPG sebagai organisasi teroris juga?" tanya Erdogan.

Pasukan Kurdi yang didukung serangan udara oleh koalisi pada Januari tahun lalu mengusir pemberontak ISIS dari Kobane setelah berperang selama berbulan-bulan.

Turki mengkhawatirkan upaya menjadikan Kurdi di Suriah sebagai wilayah otonomi -- mirip dengan wilayah Kurdi di Irak utara -- akan memacu ambisi kaum separatis Kurdi di Turki. PKK oleh Turki dan banyak pihak internasional dimasukkan ke dalam daftar hitam sebagai organisasi teroris.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement