Senin 10 Apr 2017 16:25 WIB

Inggris Dorong Negara G7 Berikan Sanksi ke Rusia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.
Foto: Reuters
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Inggris mendorong negara-negara yang tergabung dalam G7 untuk bersama-sama menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia. Sanksi dapat dijatuhkan jika Presiden Rusia Vladimir Putin tidak memutuskan hubungan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di tengah konflik yang sedang berlangsung di Suriah.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson ingin sanksi sangat keras dapat diberikan kepada Rusia. Sebuah proposal sanksi telah disiapkan untuk pertemuan G7 di Italia pada Senin (10/4).

"Prioritas pembicaraan dengan rekan-rekan G7 adalah mengenai Suriah dan Rusia yang mendukung Assad," ujar Johnson, yang juga mengatakan ia telah membatalkan perjalanan ke Moskow.

Kepada the Sun, ia juga mengatakan Presiden AS Donald Trump telah menyampaikan pesan yang jelas dan krusial bahwa AS bisa melakukan serangan lagi.

Presiden Putin mengatakan, ia akan merespons dengan kekuatan militer jika ada lagi serangan udara AS di Suriah. Sebelumnya, Presiden Trump memerintahkan peluncuran 59 rudal jelajah ke sebuah pangkalan udara Suriah.

Rudal-rudal itu diluncurkan setelah Assad diduga melakukan serangan senjata kimia, yang menewaskan lebih dari 90 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.

Menteri Pertahanan Inggris, Sir Michael Fallon yakin Rusia bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Suriah. Jika Rusia menolak memutus hubungan dengan Suriah, maka negara-negara G7 akan memberlakukan lebih banyak sanksi.

Kedutaan Besar Rusia di London mengatakan, jika Moskow diberi ultimatum untuk menarik pasukannya dari Suriah dan memutuskan hubungan dengan rezim Assad, maka hal itu bisa mengakibatkan perang yang nyata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement