Sabtu 14 Oct 2017 10:33 WIB

Rusia Ajak Dialog AS Bahas Kesepakatan Nuklir Iran

Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.
Foto: Reuters/ISNA/Hamid Forootan/Files
Proyek reaktor nuklir Arak di Iran.

REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW -- Pemerintah Rusia menyesalkan keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) yang menolak melanjutkan kesepakatan nuklir Iran. Moskow akan berupaya berdialog dengan AS terkait hal ini.

"Rusia akan terus berdialog dengan AS untuk mempertahankan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) mengenai program nuklir Iran secara utuh," kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov seperti dilaporkan kantor berita Rusia TASS, Jumat (13/10).

"Tentu kita akan membicarakan hal ini dengan AS. Tujuan kita adalah sama, yakni kita harus mempertahankan pencapaian besar upaya diplomatik di bidang yang sangat penting seperti nonproliferasi senjata pemusnah massal," kata Ryabkov menambahkan.

Trump, pada Jumat (13/10), menolak untuk terus melanjutkan kesepakatan nuklir Iran. Menurutnya, Iran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan mengembangkan nuklirnya untuk kepentingan militer.

Sejak tercapainya kesepakatan nuklir Iran pada 2015 lalu, Kongres AS mewajibkan presiden untuk mengesahkan kembali kesepakatan tersebut setiap 90 hari sebagai bukti bahwa Iran melaksanakan janjinya. Sejak menjabat sebagai presiden AS, Trump telah dua kali mengesahkan kesepakatan nuklir tersebut.

Namun ia menolak melakukan hal ini untuk yang ketiga kalinya. Adapun batas waktu pengesahan kembali kesepakatan nuklir tesebut akan jatuh pada Ahad (15/10) mendatang.

Trump menuding Iran telah melanggar kesepakatan tersebut dengan mengembangkan senjata nuklir berbahaya. Selain itu, ia menyebut Teheran telah mensponsori gerakan terorisme. "Kami tidak akan menyusuri jalan yang telah diperkirakan kesimpulannya yakni lebih banyak kekerasan, lebih banyak teror; dan ancaman nyata pelarian nuklir Iran," ujar Trump pada Jumat (13/10), seperti dikutip laman BBC.

Dengan keputusan Trump tersebut, Kongres AS memiliki waktu 60 hari untuk memutuskan apakah akan membatalkan kesepakatan nuklir dengan menjatuhkan sanksi kepada Iran. "Jika kita tidak bisa mencapai solusi dengan Kongres dan sekutu kita, maka kesepakatan akan dihentikan. Ini sedang dalam peninjauan terus menerus dan partisipasi kita (dalam kesepakatan nuklir) bisa dibatalkan oleh saya, sebagai presiden, kapan saja," ujar Trump.

Kesepakatan nuklir Iran adalah sebuah kesepakatan antara lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni AS, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, ditambah Jerman dan Uni Eropa dengan Iran. Kesepakatan ini ditandatangani pada Oktober 2015 dan dilaksanakan pada awal 2016.

Kesepakatan ini tercapai melalui negosiasi panjang dan alot. Tujuan dari kesepakatan ini adalah satu, yakni memastikan bahwa penggunaan nuklir Iran hanya terbatas pada kepentingan sipil dan bukan untuk keperluan militer. Imbalannya adalah sanksi dan embargo ekonomi terhadap Teheran akan dicabut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement