Rabu 29 Nov 2017 14:39 WIB

Menteri Saudi: Iran adalah 'Godfather' Terorisme Dunia

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Korban bom dan penembakan bergelimpangan di sebuah masjid dekat Kota Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).
Foto: Stringer/EPA-EFE
Korban bom dan penembakan bergelimpangan di sebuah masjid dekat Kota Arish, Semenanjung Sinai, Mesir, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi Awwad al-Awwad telah menyatakan dukungan kerajaannya terhadap Mesir untuk melawan terorisme. Dukungan ini disampaikan setelah insiden pengeboman mematikan di sebuah masjid di el-Arish, Sinai Utara.

Jumlah korban tewas dalam serangan militan yang terjadi pada Jumat (24/11) itu meningkat menjadi 309 orang, termasuk 27 di antaranya adalah anak-anak. Sementara, sedikitnya 128 orang dilaporkan terluka dalam serangan tersebut.

Awwad menyalahkan Iran atas aksi terorisme yang banyak terjadi selama ini. Ia mengatakan tujuan di balik praktik Iran di wilayah adalah untuk mendapatkan otoritas politik atas negara-negara Arab.

"Dialek Islam telah berpindah dari satu individu ke negara lain dan memimpinnya adalah Iran. Rezim Iran adalah pendukung utama, pendiri dan 'godfather' untuk terorisme," ujar Awwad, di Kairo, Selasa (28/11), dikutip Al-Arabiya.

Awwan juga meminta perlunya mencegah tindakan dukungan terhadap kelompok teroris. Selain itu, dunia harus mencegah tersebarnya simbol mereka dan menggambarkan mereka sebagai kelompok sipil yang menuntut hak sosial dan politik.

"Rezim Iran telah mengubah terorisme dari tindakan individu dan mengembangkannya menjadi institusi yang didukung secara militer, finansial, dan mendapat dukungan media," kata dia.

Dia menekankan, dunia harus bersatu untuk menghentikan usaha dari beberapa platform media yang menyerukan kebencian dan ekstremisme, serta mendukung terorisme.

Awwad percaya Mesir akan tetap bertahan terhadap upaya yang bertujuan membahayakan keamanan dan stabilitas negara. Menurutnya, memerangi terorisme perlu menjadi upaya bersama melalui lintas jalur yang berbeda, termasuk pemberantasan wacana teroris di media.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement