Ahad 10 Dec 2017 17:23 WIB

Hubungan Iran-Saudi Bisa Pulih Jika...

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Elba Damhuri
Efek serangan rudal scud milisi Houthi.
Foto: www.aa.com.tr
Efek serangan rudal scud milisi Houthi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan bahwa Iran bersedia memulihkan hubungan dengan Arab Saudi jika Saudi bersedia menghentikan pemboman ke Yaman. Selain itu ia juga meminta Saudi untuk memutuskan (dugaan) hubungan dengan Israel.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan pada Ahad (10/12), Rouhani mengatakan, rival regional bisa memiliki hubungan baik jika Saudi mengakhiri persahabatan 'palsu' dengan Israel dan menghentikan 'pemboman yang tidak manusiawi' terhadap Yaman, di mana pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi sedang memerangi pemberontak yang setia terhadap Iran, Houthi.

Arab Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran sejak Januari 2016, saat para demonstran Iran menyerang misi diplomatik Saudi sebagai tanggapan atas eksekusi seorang ulama pembela Syiah terkenal di Saudi. Kemudian ketegangan kembali meningkat setelah bulan lalu pihak Houthi melepaskan sebuah rudal balistik yang dicegat di Riyadh.

Arab Saudi tidak mengakui hubungannya dengan Israel. Namun kedua negara tersebut memiliki kepentingan yang sama dalam memerangi Iran.

Saudi dan Iran diduga melakukan perang proksi dengan menjadikan Yaman dan Suriah sebagai ladang perang mereka. Kedua negara Teluk ini terus bersaing untuk menjadi 'hegemoni' baru di kawasan dan berupaya mencapainya dengan berbagai cara.

Saudi membangun sekutu dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sementara Iran terus dekat dengan Rusia dan Cina. Di Yaman, Saudi mendapat bantuan sekutu untuk gempur Houthi yang dibekingi Iran. Demikian halnya di Suriah di mana kedua kubu saling bertempur.

sumber : ap
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement