Rabu 20 Dec 2017 10:30 WIB

AS: Rudal Houthi Terbaru Punya Ciri Khas Senjata Iran

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Asap muncul dari ledakan di sebuah depot senjata yang diduduki milisi Houthi sehari setelah AS menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi dengan rudal, di Sana'a, Yaman, Jumat (15/12).
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Asap muncul dari ledakan di sebuah depot senjata yang diduduki milisi Houthi sehari setelah AS menuduh Iran mempersenjatai milisi Houthi dengan rudal, di Sana'a, Yaman, Jumat (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley mengatakan sebuah rudal yang digunakan oleh kelompok Houthi Yaman terhadap Arab Saudi pada Selasa (19/12) menggunakan senjata buatan Iran. Ia mendorong Dewan Keamanan PBB bertindak.

"Kita semua harus bertindak kooperatif mengungkapkan kejahatan rezim Teheran dan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan mereka menerima pesan yang kita sampaikan. Jika tidak, maka Iran akan membawa dunia lebih dalam ke dalam konflik regional yang meluas," kata Haley kepada dewan PBB.

Haley mengatakan dia sedang menjajaki, dengan beberapa kolega dewan untuk mengambil beberapa opsi menekan Iran. Namun, Haley cenderung berjuang untuk meyakinkan beberapa anggota, seperti hak veto Rusia dan Cina, bahwa tindakan PBB diperlukan.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dubim Vladimir Safronkov mengatakan dewan PBB harus meninggalkan bahasa ancaman dan sanksi dan mulai menggunakan instrumen dialog untuk memperluas kerja sama dan sikap saling percaya.

Sebagian besar sanksi terhadap Iran dicabut pada awal 2016 di bawah kesepakatan nuklir yang ditengahi oleh kekuatan dunia dan diabadikan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB. Resolusi tersebut masih mengarahkan Teheran ke embargo senjata dan pembatasan lainnya yang secara teknis bukan bagian dari kesepakatan nuklir.

Haley mengatakan Dewan Keamanan dapat memperkuat ketentuan dalam resolusi tersebut atau mengadopsi sebuah resolusi baru yang melarang Iran melakukan semua aktivitas yang berkaitan dengan rudal balistik. Di bawah resolusi saat ini, Iran diminta untuk tidak melakukan operasi rudal balistik yang dirancang untuk mengirimkan senjata nuklir hingga delapan tahun. Beberapa negara berpendapat bahwa bahasa resolusi tidak membuatnya wajib.

"Kami bisa mengeksplorasi sanksi terhadap Iran dalam menanggapi pelanggaran yang jelas terhadap embargo senjata Yaman," kata Haley.

Ia mengatakan PBB bisa menahan IRGC (Korps Pengawal Revolusioner Islam Iran) yang bertanggung jawab atas pelanggaran terhadap banyak resolusi Dewan Keamanan.

Resolusi PBB yang terpisah tentang Yaman melarang pasokan senjata kepada para pemimpin Houthi dan bertindak atas nama Houthi atau mendukungnya.

Houthi melakukan serangan rudal terbaru terhadap Riyadh pada Selasa. Pertahanan udara Saudi menembak jatuh rudal balistik dan tidak ada laporan korban jiwa atau kerusakan. Sebaliknya, juru bicara hak asasi manusia PBB mengatakan serangan udara koalisi telah membunuh setidaknya 136 orang yang tidak melakukan perang di Yaman yang dilanda perang sejak 6 Desember.

Pasukan yang dipimpin oleh Saudi, yang mendukung pemerintah Yaman, telah berperang melawan Houthi yang bersekutu dengan Iran dalam perang Yaman selama lebih dari dua tahun. Iran membantah memasok senjata ke Houthi dengan mengatakan bahwa tuduhan AS dan Saudi tidak berdasar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement